Hadits ke-1
Dari Abdullah Ibnu Amr Radliyallaahu
'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Waktu
Dhuhur ialah jika matahari telah condong (ke barat) dan bayangan
seseorang sama dengan tingginya selama waktu Ashar belum tiba, waktu
Ashar masuk selama matahari belum menguning, waktu shalat Maghrib selama
awan merah belum menghilang, waktu shalat Isya hingga tengah malam, dan
waktu shalat Shubuh semenjak terbitnya fajar hingga matahari belum
terbit." Riwayat Muslim.
Hadits ke-2
Menurut riwayat Muslim dari hadits Buraidah tentang waktu shalat Ashar. "Dan matahari masih putih bersih."
Hadits ke-3
Dari hadits Abu Musa: "Dan matahari masih tinggi."
Hadits ke-4
Abu
Barzah al-Aslamy Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam pernah setelah usai shalat Ashar kemudian salah
seorang di antara kami pulang ke rumahnya di ujung kota Madinah sedang
matahari saat itu masih panas. Beliau biasanya suka mengakhirkan shalat
Isya', tidak suka tidur sebelumnya dan bercakap-cakap setelahnya. Beliau
juga suka melakukan shalat Shubuh di saat seseorang masih dapat
mengenal orang yang duduk disampingnya, beliau biasanya membaca 60
hingga 100 ayat. Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-5
Menurut hadits Bukhari-Muslim dari Jabir: Adakalanya
beliau melakukan shalat Isya' pada awal waktunya dan adakalanya beliau
melakukannya pada akhir waktunya. Jika melihat mereka telah berkumpul
beliau segera melakukannya dan jika melihat mereka terlambat beliau
mengakhirkannya, sedang mengenai shalat Shubuh biasanya Nabi
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menunaikannya pada saat masih gelap.
Hadits ke-6
Menurut
Muslim dari hadits Abu Musa: Beliau menunaikan shalat Shubuh pada waktu
fajar terbit di saat orang-orang hampir tidak mengenal satu sama lain.
Hadits ke-7
Rafi'
Ibnu Kharij Radliyallaahu 'anhu berkata: Kami pernah shalat Maghrib
bersama Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam kemudian salah seorang
di antara kami pulang dan ia masih dapat melihat tempat jatuhnya anak
panah miliknya. Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-8
'Aisyah
Radliyallaahu 'anhu berkata: Pada suatu malam pernah Nabi Shallallaahu
'alaihi wa Sallam mengakhirkan shalat Isya' hingga larut malam. Kemudian
beliau keluar dan shalat, dan bersabda: "Sungguh inilah waktunya jika
tidak memberatkan umatku." Riwayat Muslim.
Hadits ke-9
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila panas sangat
menyengat, maka tunggulah waktu dingin untuk menunaikan shalat karena
panas yang menyengat itu sebagian dari hembusan neraka jahannam."
Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-10
dari Rafi' Ibnu
Khadij Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam bersabda: "Lakukanlah shalat Shubuh pada waktu masih benar-benar
Shubuh karena ia lebih besar pahalanya bagimu." Riwayat Imam Lima.
Hadits shahih menurut Tirmidzi dan Ibnu Hibban.
Hadits ke-11
Dari
Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam bersabda: "Barangsiapa yang telah mengerjakan satu rakaat shalat
Shubuh sebelum matahari terbit maka ia telah mendapatkan shalat Shubuh
dan barangsiapa yang telah mengerjakan satu rakaat shalat Ashar sebelum
matahari terbenam maka ia telah mendapatkan shalat Ashar." Muttafaq
Alaihi.
Hadits ke-12
Menurut riwayat Muslim dari
'Aisyah Radliyallaahu 'anhu ada hadits serupa, beliau bersabda: "Sekali
sujud sebagai pengganti daripada satu rakaat." Kemudian beliau bersabda:
"Sekali sujud itu adalah satu rakaat."
Hadits ke-13
Dari
Abu Said Al-Khudry bahwa dia mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi
wa Sallam bersabda: "Tidak ada shalat (sunat) setelah shalat Shubuh
hingga matahari terbit dan tidak ada shalat setelah shalat Ashar hingga
matahari terbenam." Muttafaq Alaihi. Dalam lafadz Riwayat Muslim: "Tidak
ada shalat setelah shalat fajar."
Hadits ke-14
Dalam
riwayat Muslim dari Uqbah Ibnu Amir: Tiga waktu dimana Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melarang kami melakukan shalat dan
menguburkan mayit, yaitu: ketika matahari terbit hingga meninggi, ketika
tengah hari hingga matahari condong ke barat, dan ketika matahari
hampir terbenam.
Hadits ke-15
Dan hukum kedua menurut Imam Syafi'i dari hadits Abu Hurairah dengan sanad yang lemah ada tambahan: Kecuali hari Jum'at.
Hadits ke-16
Begitu juga menurut riwayat Abu Dawud dari Abu Qotadah terdapat hadits yang serupa.
Hadits ke-17
Dari
Jubair Ibnu Muth'im bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
bersabda: "Wahai Bani Abdu Manaf, janganlah engkau melarang seseorang
melakukan thawaf di Baitullah ini dan melakukan shalat pada waktu kapan
saja, baik malam maupun siang." Riwayat Imam Lima dan shahih menurut
Tirmidzi dan Ibnu Hibban.
Hadits ke-18
Dari Ibnu
Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
bersabda: "Syafaq ialah awan merah." Riwayat Daruquthni. Shahih menurut
Ibnu Khuzaimah selain menyatakannya mauquf pada Ibnu Umar.
Hadits ke-19
Dari
Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam bersabda: "Fajar itu ada dua macam, yaitu fajar yang diharamkan
memakan makanan dan diperbolehkan melakukan shalat dan fajar yang
diharamkan melakukan shalat, yakni shalat Shubuh, dan diperbolehkan
makan makanan." Riwayat Ibnu Khuzaimah dan Hakim, hadits shahih menurut
keduanya.
Hadits ke-20
Menurut riwayat Hakim dari
hadits Jabir ada hadits serupa dengan tambahan tentang fajar yang
mengharamkan memakan makanan: "Fajar yang memanjang di ufuk." Dalam
riwayat lain disebutkan: "Dia seperti ekor serigala."
Hadits ke-21
Dari
Ibnu Mas'ud Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi
wa Sallam bersabda: "Perbuatan yang paling mulia ialah shalat pada awal
waktunya." Hadits riwayat dan shahih menurut Tirmidzi dan Hakim. Asalnya
Bukhari-Muslim.
Hadits ke-22
Dari Abu Mahdzurah
bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Permulaan waktu
adalah ridlo Allah, pertengahannya adalah rahmat Allah, dan akhir
waktunya ampunan Allah." Dikeluarkan oleh Daruquthni dengan sanad yang
lemah.
Hadits ke-23
Menurut Riwayat Tirmidzi dari hadits Ibnu Umar ada hadits serupa tanpa menyebutkan waktu pertengahan. Ia juga hadits lemah.
Hadits ke-24
Dari
Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasululah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam bersabda: "Tidak ada shalat setelah fajar kecuali dua rakaat
(Shubuh)." Dikeluarkan oleh Imam Lima kecuali Nasa'i. Dalam suatu
riwayat Abdur Razaq: "Tidak ada shalat setelah terbitnya fajar kecuali
dua rakaat fajar."
Hadits ke-25
Dan hadits serupa menurut Daruquthni dari Amr Ibnul 'Ash r.a.
Hadits ke-26
Ummu
Salamah Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam shalat Ashar lalu masuk rumahku, kemudian beliau shalat dua
rakaat. Maka aku menanyakannya dan beliau menjawab: "Aku sibuk sehingga
tidak sempat melakukan dua rakaat setelah Dhuhur, maka aku melakukan
sekarang." Aku bertanya: Apakah kami harus melakukan qodlo' jika tidak
melakukannya? Beliau bersabda: "Tidak." Dikeluarkan oleh Ahmad.
Hadits ke-27
Seperti hadits itu juga terdapat dalam riwayat Abu Dawud dari 'Aisyah r.a.
Hadits ke-28
Abdullah
Ibnu Zaid Ibnu Abdi Rabbih berkata: Waktu saya tidur (saya bermimpi)
ada seseorang mengelilingi saya seraya berkata: Ucapkanlah "Allahu Akbar
Allahu Akbar, lalu ia mengucapkan adzan empat kali tanpa pengulangan
dan mengucapkan qomat sekali kecuali "qod Qoomatish sholaat". Ia
berkata: Ketika telah shubuh aku menghadap Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam, lalu beliau bersabda: "Sesungguhnya ia adalah mimpi
yang benar." Hadits dikeluarkan oleh Ahmad dan Abu Dawud. Shahih menurut
Tirmidzi dan Ibnu Khuzaimah.
Hadits ke-29
Ahmad menambahkan pada akhir hadits tentang kisah ucapan Bilal dalam adzan Shubuh: "Shalat itu lebih baik daripada tidur."
Hadits ke-30
Menurut
riwayat Ibnu Khuzaimah dari Anas r.a, ia berkata: Termasuk sunnah
adalah bila muadzin pada waktu fajar telah membaca hayya 'alash sholaah,
ia mengucapkan assholaatu khairum minan naum
Hadits ke-31
Dari
Abu Mahdzurah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam mengajarinya adzan lalu beliau menyebut tarji' (mengulangi dua
kali). Dikeluarkan oleh Muslim namun ia hanya menyebutkan takbir dua
kali pada permulaan adzan. Riwayat Imam Lima dengan menyebut takbir
empat kali.
Hadits ke-32
Anas Radliyallaahu 'anhu
berkata: Bilal diperintahkan untuk menggenapkan kalimat adzan dan
mengganjilkan kalimat qomat kecuali kalimat iqomat, yakni qod qoomatish
sholaah. Muttafaq Alaihi, tetapi Muslim tidak menyebut pengecualian.
Hadits ke-33
Menurut
riwayat Nasa'i: Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam memerintahkan Bilal
(untuk menggenapkan adzan dan mengganjilkan qomat).
Hadits ke-34
Abu
Juhaifah Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku pernah melihat Bilal adzan,
dan aku perhatikan mulutnya kesana kemari (komat kamit dan dua
jari-jarinya menutup kedua telinganya. Riwayat Ahmad dan Tirmidzi.
Hadits shahih menurut Tirmidzi.
Hadits ke-35
Menurut Ibnu Majah: Dia menjadikan dua jari-jarinya menutup kedua telinganya.
Hadits ke-36
Menurut
Riwayat Abu Dawud: Dia menggerakkan lehernya ke kanan dan ke kiri
ketika sampai pada ucapan "hayya 'alash sholaah", dan dia tidak memutar
tubuhnya. Asal hadits tersebut dari Bukhari-Muslim.
Hadits ke-37
Dari
Abu Mahdzurah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam kagum dengan suaranya, kemudian beliau mengajarinya adzan.
Diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah.
Hadits ke-38
Jabir
Ibnu Samurah berkata: Aku shalat dua I'ed (Fitri dan Adha) bukan sekali
dua kali bersama Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, tanpa adzan dan
qomat. Riwayat Muslim.
Hadits ke-39
Hadits serupa juga ada dalam riwayat Muttafaq Alaihi dari Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu dan dari yang lainnya.
Hadits ke-40
Dari
Abu Qotadah Radliyallaahu 'anhu dalam hadits yang panjang tentang
mereka yang meninggalkan shalat karena tidur, kemudian Bilal adzan, maka
Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam shalat sebagaimana yang beliau
lakukan setiap hari. Hadits riwayat Muslim.
Hadits ke-41
Dalam
riwayat Muslim yang lain dari Jabir Radliyallaahu 'anhu bahwa ketika
Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam tiba di kota Mudzalifah, beliau
shalat Maghrib dan Isya' dengan satu adzan dan dua qomat.
Hadits ke-42
Hadits
riwayat Muslim dari Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menjamak shalat Maghrib dan Isya' dengan
satu kali qomat. Abu Dawud menambahkan: Untuk setiap kali shalat. Dalam
riwayat lain: Tidak diperintahkan adzan untuk salah satu dari dua shalat
tersebut.
Hadits ke-43
Dari Ibnu Umar dan
'Aisyah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam bersabda: "Sesungguhnya Bilal akan beradzan pada malam hari, maka
makan dan minumlah sampai Ibnu Maktum beradzan. Ia (Ibnu Maktum) adalah
laki-laki buta yang tidak akan beradzan kecuali setelah dikatakan
kepadanya: Engkau telah masuk waktu Shubuh, engkau telah masuk waktu
Shubuh." Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-44
Dari Ibnu
Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Bilal beradzan sebelum fajar, lalu Nabi
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menyuruhnya kembali pulang, kemudian
berseru: "Ingatlah, bahwa hamba itu butuh tidur." Diriwayatkan dan
dianggap hadits lemah oleh Abu Dawud.
Hadits ke-45
Dari
Abu Said Al-Khudry Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila engkau sekalian mendengar adzan,
maka ucapkanlah seperti yang diucapkan muadzin." Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-46
Dalam riwayat Bukhari dari Muawiyah Radliyallaahu 'anhu terdapat hadits yang semisalnya.
Hadits ke-47
Menurut
Riwayat Muslim dari Umar Radliyallaahu 'anhu tentang keutamaan
mengucapkan kalimat per kalimat sebagaimana yang diucapkan oleh sang
muadzin, kecuali dua hai'alah (hayya 'alash sholaah dan hayya 'alal
falaah) maka hendaknya mengucapkan la haula wala quwwata illa billah.
Hadits ke-48
Utsman
Ibnu Abul'Ash Radliyallaahu 'anhu berkata: Wahai Rasulullah, jadikanlah
aku sebagai imam mereka, perhatikanlah orang yang paling lemah dan
angkatlah seorang muadzin yang tidak menuntut upah dari adzannya."
Dikeluarkan oleh Imam Lima. Hasan menurut Tirmidzi dan shahih menurut
Hakim.
Hadits ke-49
Dari Malik Ibnu Huwairits
Radliyallaahu 'anhu bahwa dia berkata: Nabi Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam pernah bersabda pada kami: "Bila waktu shalat telah tiba, maka
hendaklah seseorang di antara kamu menyeru adzan untukmu sekalian."
Dikeluarkan oleh Imam Tujuh.
Hadits ke-50
Dari
Jabir Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam bersabda kepada Bilal: "Jika engkau menyeru adzan perlambatlah
dan jika engkau qomat percepatlah, dan jadikanlah antara adzan dan
qomatmu itu kira-kira orang yang makan telah selesai dari makannya."
Hadits diriwayatkan dan dianggap lemah oleh Tirmidzi
Hadits ke-51
Dalam
riwayatnya pula dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Tidak diperkenankan adzan
kecuali orang yang telah berwudlu." Hadits tersebut juga dinilai lemah.
Hadits ke-52
Dalam
riwayatnya yang lain dari Ziyad Ibnul Harits bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "barangsiapa yang telah adzan,
maka dia yang akan qomat." Hadits ini juga dinilai lemah.
Hadits ke-53
Menurut
riwayat Abu Dawud dari hadits Abdullah Ibnu Zaid, bahwa dia berkata:
Aku telah memimpikannya, yaitu mimpi beradzan, dan aku menginginkannya.
Maka Rasulullah saw bersabda: "Baik, qomatlah engkau." Hadits ini juga
lemah.
Hadits ke-54
Dari Abu Hurairah
Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
bersabda: "Muadzin itu lebih berhak untuk adzan dan imam itu lebih
berhak untuk qomat." Diriwayatkan dan dianggap lemah oleh Ibnu Adiy.
Hadits ke-55
Menurut riwayat Baihaqi ada hadits semisal dari Ali Radliyallaahu 'anhu dari perkataannya sendiri.
Hadits ke-56
Dari
Anas Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam bersabda: "Doa antara adzan dan qomat itu tidak akan ditolak."
Riwayat Nasa'i dan dianggap lemah oleh Ibnu Khuzaimah.
Hadits ke-57
Dari
Jabir Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam bersabda: "Barangsiapa yang ketika mendengar adzan berdoa:
Allaahumma robba haadzihi da'watit taammati, was sholaatil qooimati,
aati Muhammadanil washiliilata wal fadliilata, wab 'atshu maqooman
mahmuudal ladzi wa'adtahu (artinya: Ya Allah Tuhan panggilan yang
sempurna dan sholat yang ditegakkan, berilah Nabi Muhammad wasilah dan
keutamaan, dan bangunkanlah beliau dalam tempat yang terpuji seperti
yang telah Engkau janjikan), maka dia akan memperoleh syafaat dariku
pada hari Kiamat." Dikeluarkan oleh Imam Empat.
Hadits ke-58
Dari
Ali Ibnu Abu Thalib Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila seseorang di antara kamu kentut
dalam sholat, maka hendaknya ia membatalkan sholat, berwudlu, dan
mengulangi sholatnya." Riwayat Imam Lima. Shahih menurut Ibnu Hibban.
Hadits ke-59
Dari
'Aisyah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
bersabda: "Allah tidak akan menerima sholat seorang perempuan yang telah
haid (telah baligh kecuali dengan memakai kudung." Riwayat Imam Lima
kecuali Nasa'i dan dinilai shahih oleh Ibnu Khuzaimah.
Hadits ke-60
Dari
Jabir Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
bersabda kepadanya: "Apabila kain itu lebar maka berkudunglah dengannya
-yakni dalam sholat".- Menurut riwayat Muslim: "Maka selempangkanlah di
antara dua ujungnya dan apabila sempit maka bersarunglah dengannya."
Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-61
Menurut riwayat
Bukhari-Muslim dari hadits Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu beliau
bersabda: "Janganlah seseorang di antara kamu sholat dengan memakai
selembar kain yang sebagian dari kain itu tidak dapat ditaruh di atas
bahunya."
Hadits ke-62
Dari Ummu Salamah
Radliyallaahu 'anhu bahwa dia bertanya kepada Nabi Shallallaahu 'alaihi
wa Sallam: Bolehkah seorang perempuan sholat dengan memakai baju panjang
dan kerudung tanpa sarung? Beliau bersabda: "Boleh apabila baju panjang
itu lebar menutupi punggung atas kedua kakinya." Dikeluarkan oleh Abu
Dawud. Para Imam Hadits menilainya mauquf.
Hadits ke-63
Amir
Ibnu Rabi'ah Radliyallaahu 'anhu berkata: Kami pernah bersama Nabi
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dalam suatu malam yang gelap, maka kami
kesulitan menentukan arah kiblat, lalu kami sholat. Ketika matahari
terbit ternyata kami telah sholat ke arah yang bukan kiblat, maka
turunlah ayat (Kemana saja kamu menghadap maka disanalah wajah Allah).
Riwayat Tirmidzi. Hadits lemah menurutnya.
Hadits ke-64
Dari
Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi
wa Sallam bersabda: "Ruang antara Timur dan Barat adalah Kiblat."
Diriwayatkan oleh Tirmidzi dan dikuatkan oleh Bukhari.
Hadits ke-65
Amir
Ibnu Rabi'ah Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku melihat Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam sholat di atas kendaraannya ke arah mana
saja kendaraan itu menghadap. Muttafaq Alaihi. Bukhari menambahkan:
Beliau memberi isyarat dengan kepalanya, namun beliau tidak melakukannya
untuk sholat wajib.
Hadits ke-66
Dalam riwayat
Abu Dawud dari hadits Anas Radliyallaahu 'anhu : Apabila beliau
bepergian kemudian ingin sholat sunat, maka beliau menghadapkan unta
kendaraannya ke arah kiblat. Beliau takbir kemudian sholat menghadap ke
arah mana saja kendaraannya menghadap. Sanadnya hasan.
Hadits ke-67
Dari
Abu Said Al-Khudry Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam bersabda: "Bumi itu seluruhnya masjid kecuali kuburan
dan kamar mandi." Riwayat Tirmidzi, tetapi ada cacatnya.
Hadits ke-68
Dari
Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
melarang untuk sholat di tujuh tempat: tempat sampah, tempat
penyembelihan hewan, pekuburan, tengah jalan, kamar mandi/WC, kandang
unta, dan di atas Ka'bah. Diriwayatkan oleh Tirmidzi dan dinilai lemah
olehnya.
Hadits ke-69
Abu Murtsad Al-Ghonawy
berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
bersabda: "Janganlah engkau sholat menghadap kuburan dan jangan pula
engkau duduk di atasnya." Riwayat Muslim.
Hadits ke-70
Dari
Abu Said Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam bersabda: "Apabila seseorang di antara kamu mendatangi masjid
hendaklah ia memperhatikan, jika ia melihat kotoran atau najis pada
kedua sandalnya hendaklah ia membasuhnya dan sholat dengan
mengenakannya." Dikeluarkan oleh Abu Dawud dan dinilai shahih oleh Ibnu
Khuzaimah.
Hadits ke-71
Dari Abu Hurairah
Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
bersabda: "Apabila seseorang di antara kamu menginjak najis dengan
sepatunya maka sebagai pencucinya ialah debu tanah." Dikeluarkan oleh
Abu Dawud. Hadits shahih menurut Ibnu Hibban.
Hadits ke-72
Dari
Muawiyah Ibnul Hakam Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam bersabda: "Sesungguhnya sholat ini tidak layak di
dalamnya ada suatu perkataan manusia. Ia hanyalah tasbih, takbir dan
bacaan al-Qur'an." Diriwayatkan oleh Muslim.
Hadits ke-73
Zaid
Ibnu Arqom berkata: Kami benar-benar pernah berbicara dalam sholat pada
jaman Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, salah seorang dari
kami berbicara dengan temannya untuk keperluannya, sehingga turunlah
ayat (Peliharalah segala sholat(mu), dan sholat yang tengah dan
berdirilah untuk Allah dengan khusyu'), lalu kami diperintahkan untuk
diam dan kami dilarang untuk berbicara. Muttafaq Alaihi dan lafadznya
menurut riwayat Muslim.
Hadits ke-74
Dari Abu
Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam bersabda: "Tasbih itu bagi laki-laki dan tepuk tangan itu bagi
wanita." Muttafaq Alaihi. Muslim menambahkan: "Di dalam sholat."
Hadits ke-75
Dari
Mutharrif Ibnu Abdullah Ibnus Syikhir dari ayahnya, dia berkata: Aku
melihat Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam sedang sholat, dan di
dadanya ada suara seperti suara air yang mendidih karena menangis.
Dikeluarkan oleh Imam Lima kecuali Ibnu Majah dan dinilai shahih oleh
Ibnu Hibban.
Hadits ke-76
Ali Radliyallaahu 'anhu
berkata: Aku mempunyai dua pintu masuk kepada Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam, maka jika aku mendatanginya ketika beliau sholat,
beliau akan berdehem buatku. Diriwayatkan oleh Nasa'i dan Ibnu Majah.
Hadits ke-77
Ibnu
Umar Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku bertanya pada Bilal: Bagaimana
engkau melihat cara Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menjawab
salam mereka ketika beliau sedang sholat? Bilal menjawab: Begini. Dia
membuka telapak tangannya. Dikeluarkan oleh Abu Dawud dan Tirmidzi.
Hadits shahih menurut Tirmidzi.
Hadits ke-78
Abu
Qotadah Radliyallaahu 'anhu berkata: Pernah Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam sholat sambil menggendong Umamah putri Zainab. Jika
beliau sujud, beliau meletakkannya dan jika beliau berdiri, beliau
menggendongnya. Muttafaq Alaihi. Dalam riwayat Muslim: Sedang beliau
mengimami orang.
Hadits ke-79
Dari Abu Hurairah
Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
bersabda: "Bunuhlah dua binatang hitam dalam sholat, yaitu ular dan
kalajengking." Dikeluarkan oleh Imam Empat dan dinilai shahih oleh Ibnu
Hibban.
Hadits ke-80
Dari Abu Juhaim Ibnul Harits
Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
bersabda: "Seandainya orang yang lewat di depan orang yang sholat
mengetahui dosa yang akan dipikulnya, maka ia lebih baik berdiri empat
puluh hari daripada harus lewat di depannya." Muttafaq Alaihi dalam
lafadznya menurut Bukhari. Menurut riwayat Al-Bazzar dari jalan lain:
"(lebih baik berdiri) Empat puluh tahun."
Hadits ke-81
'Aisyah
Radliyallaahu 'anhu berkata: Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah
ditanya pada waktu perang Tabuk tentang batas bagi orang yang sholat.
Beliau menjawab: "Seperti tiang di bagian belakang kendaraan."
Dikeluarkan oleh Muslim.
Hadits ke-82
Dari Sabrah
Ibnu Ma'bad al-Juhany bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
bersabda: "Hendaknya seseorang di antara kamu membuat batas pada waktu
sholat walaupun hanya dengan anak panah." Dikeluarkan oleh Hakim.
Hadits ke-83
Dari
Abu Dzar Al-Ghifary Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam bersabda: "Yang akan memutuskan sholat seorang muslim
bila tidak ada tabir di depannya seperti kayu di bagian belakang
kendaraan adalah wanita, keledai, dan anjing hitam." Di dalam hadits
disebutkan: "Anjing hitam adalah setan." Dikeluarkan oleh Imam Muslim.
Hadits ke-84
Menurut riwayat Muslim dari hadits Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu terdapat hadits semisal tanpa menyebut anjing.
Hadits ke-85
Menurut
riwayat Abu Dawud dan Nasa'i dari Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu ada
hadits semisal tanpa menyebutkan kalimat akhir (yaitu anjing) dan
membatasi wanita dengan yang sedang haid.
Hadits ke-86
Dari
Abu Said Al-Khudry Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila seseorang di antara kamu sholat
dengan memasang batas yang membatasinya dari orang-orang, lalu ada
seseorang yang hendak lewat di hadapannya maka hendaklah ia mencegahnya.
Bila tidak mau, perangilah dia sebab dia sesungguhnya adalah setan."
Muttafaq Alaihi. Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa dia bersama setan.
Hadits ke-87
Dari
Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi
wa Sallam bersabda: "Apabila seseorang di antara kamu sholat hendaklah
ia membuat sesuatu di depannya, jika ia tidak mendapatkan hendaknya ia
menancapkan tongkat, jika tidak memungkinkan hendaknya ia membuat garis,
namun hal itu tidak mengganggu orang yang lewat di depannya."
Dikeluarkan oleh Ahmad dan Ibnu Majah. Shahih menurut Ibnu Hibban.
Hadits ini hasan dan tidak benar jika orang menganggapnya hadits
mudltorib.
Hadits ke-88
Dari Abu Said Al-Khudry
bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Tidak akan
menghentikan sholat suatu apapun (jika tidak ada yang menghentikan),
cegahlah sekuat tenagamu." Dikeluarkan oleh Abu Dawud. Dalam sanadnya
ada kelemahan.
Hadits ke-89
Abu Hurairah
Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
melarang orang yang sholat bertolak pinggang. Muttafaq Alaihi dan
lafadznya menurut riwayat Muslim. Artinya: Orang itu meletakkan
tangannya pada pinggangnya.
Hadits ke-90
Dalam riwayat Bukhari dari 'Aisyah: Bahwa cara itu adalah perbuatan orang Yahudi dalam sembahyangnya.
Hadits ke-91
Dari
Anas Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam bersabda: "Apabila makan malam telah dihidangkan, makanlah dahulu
sebelum engkau sholat Maghrib." Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-92
Dari
Abu Dzar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam bersabda: "Jika seseorang di antara kamu mendirikan sholat maka
janganlah ia mengusap butir-butir pasir (yang menempel pada dahinya)
karena rahmat selalu bersamanya." Riwayat Imam Lima dengan sanad yang
shahih. Ahmad menambahkan: "Usaplah sekali atau biarkan."
Hadits ke-93
Dalam hadits shahih dari Mu'aiqib ada hadits semisal tanpa alasan.
Hadits ke-94
'Aisyah
Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam tentang (hukumnya) menoleh dalam sholat.
Beliau menjawab: "Ia adalah copetan yang dilakukan setan terhadap sholat
hamba." Riwayat Bukhari. Menurut hadits shahih Tirmidzi: "Hindarilah
dari berpaling dalam shalat karena ia merusak, jika memang terpaksa
lakukanlah dalam sholat sunat."
Hadits ke-95
Dari
Anas Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam bersabda: "Apabila seseorang di antara kamu sembahyang sebenarnya
ia sedang bermunajat kepada Tuhannya. Maka janganlah sekali-kali ia
meludah ke hadapannya dan ke samping kanannya tetapi ke samping kirinya
di bawah telapak kakinya." Muttafaq Alaihi. Dalam suatu riwayat
disebutkan: "Atau di bawah telapak kakinya."
Hadits ke-96
Anas
Radliyallaahu 'anhu berkata: Adalah tirai milik 'Aisyah Radliyallaahu
'anhu menutupi samping rumahnya. Maka Nabi Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam bersabda kepadanya: "Singkirkanlah tiraimu ini dari kita, karena
sungguh gambar-gambarnya selalu mengangguku dalam sholatku." Riwayat
Bukhari.
Hadits ke-97
Bukhari-Muslim juga
menyepakati hadits dari 'Aisyah Radliyallaahu 'anhu tentang kisah kain
anbijaniyyah (yang dihadiahkan kepada Nabi dari) Abu Jahm. Dalam hadits
itu disebutkan: "Ia melalaikan dalam sholatku."
Hadits ke-98
Dari
Jabir Ibnu Samurah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam bersabda: "Hendaklah benar-benar berhenti orang-orang
yang memandang langit waktu sholat atau pandangan itu tidak kembali
kepada mereka." Riwayat Muslim.
Hadits ke-99
Menurut
riwayat dari 'Aisyah Radliyallaahu 'anhu bahwa dia berkata: Aku
mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Tidak
diperbolehkan sholat di depan hidangan makanan dan tidak diperbolehkan
pula sholat orang yang menahan dua kotoran (muka dan belakang."
Hadits ke-100
Dari
Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam bersabda: "Menguap itu termasuk perbuatan setan, maka bila
seseorang di antara kamu menguap hendaklah ia menahan sekuatnya."
Diriwayatkan oleh Muslim dan Tirmidzi dengan tambahan: "Dalam sholat."
Hadits ke-101
'Aisyah
Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
memerintahkan untuk membangun masjid di kampung-kampung dan hendaknya
dibersihkan dan diharumkan. Riwayat Ahmad, Abu Dawud dan Tirmidzi.
Tirmidzi menilainya hadits mursal.
Hadits ke-102
Dari
Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi
wa Sallam bersabda: "Allah memusuhi orang-orang Yahudi yang menjadikan
kuburan Nabi-nabi mereka sebagai masjid." Muttafaq Alaihi. Muslim
menambahkan: "Dan orang-orang Nasrani."
Hadits ke-103
Menurut
Bukhari-Muslim dari hadits 'Aisyah r.a: "Apabila ada orang sholeh di
antara mereka yang meninggal dunia, mereka membangun di atas kuburannya
sebuah masjid." Dalam hadits itu disebutkan: "Mereka itu berakhlak
buruk."
Hadits ke-104
Abu Hurairah Radliyallaahu
'anhu berkata: Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah mengirim
pasukan berkuda, lalu mereka datang membawa seorang tawanan, mereka
mengikatnya pada salah satu tiang masjid. Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-105
Dari
Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Umar Radliyallaahu 'anhu
melewati Hassan yang sedang bernyanyi di dalam masjid, lalu ia
memandangnya. Maka berkatalah Hassan: Aku juga pernah bernyanyi di
dalamnya, dan di dalamnya ada orang yang lebih mulia daripada engkau.
Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-106
Dari Abu Hurairah
Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
bersabda: "Barangsiapa yang mendengar ada seseorang yang mencari barang
hilang di masjid, hendaknya mengatakan: Allah tidak mengembalikannya
kepadamu karena sesungguhnya masjid itu tidak dibangun untuk hal
demikian." Riwayat Muslim.
Hadits ke-107
Dari Abu
Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam bersabda: "Jika engkau melihat seseorang berjual beli di dalam
masjid, maka katakanlah padanya: (Semoga Allah tidak menguntungkan
perdaganganmu." Riwayat Nasa'i dam Tirmidzi. Hadits hasan menurut
Tirmidzi.
Hadits ke-108
Dari Hakim Ibnu Hizam
Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
bersabda: "Tidak diperbolehkan melaksanakan hukuman had di dalam masjid
dan begitu pula tuntut bela di dalamnya." Riwayat Ahmad dan Abu Dawud
dengan sanad yang lemah.
Hadits ke-109
'Aisyah
Radliyallaahu 'anhu berkata: Sa'ad terluka pada waktu perang khandaq,
lalu Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mendirikan tenda untuknya
di dalam masjid agar beliau dapat menengoknya dari dekat. Muttafaq
Alaihi.
Hadits ke-110
'Aisyah Radliyallaahu 'anhu
berkata: Aku melihat Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
menghalangiku ketika aku sedang melihat orang-orang habasyah tengah
bermain di dalam masjid. Hadits Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-111
Dari
'Aisyah Radliyallaahu 'anhu bahwa seorang budak perempuan hitam
mempunyai tenda di dalam masjid, ia sering datang kepadaku dan
bercakap-cakap denganku. Hadits Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-112
Dari
Anas Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam bersabda: "Tidak akan terjadi kiamat hingga orang-orang
berbangga-bangga dengan (kemegahan) masjid." Dikeluarkan oleh Imam Lima
kecuali Tirmidzi. Hadits shahih menurut Ibnu Khuzaimah.
Hadits ke-113
Dari
Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam bersabda: "Aku tidak diperintahkan untuk menghiasi masjid."
Dikeluarkan oleh Abu Dawud dan shahih menurut Ibnu Hibban.
Hadits ke-114
Dari
Anas Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam bersabda: "Diperlihatkan kepadaku pahala-pahala umatku, sampai
pahala orang yang membuang kotoran dari masjid." Riwayat Abu Dawud dan
Tirmidzi. Hadits Gharib menurut Tirmidzi dan shahih menurut Ibnu
Khuzaimah.
Hadits ke-115
Dari Abu Qotadah
Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
bersabda: "Jika seseorang di antara kamu memasuki masjid maka janganlah
ia duduk kecuali setelah sembahyang dua rakaat. Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-116
Dari
Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam bersabda: "Jika engkau hendak mengerjakan shalat maka
sempurnakanlah wudlu', lalu bacalah (ayat) al-Quran yang mudah bagimu,
lalu ruku'lah hingga engkau tenang (tu'maninah dalam ruku', kemudian
bangunlah hingga engkau tegak berdiri, lalu sujudlah hingga engkau
tenang dalam sujud, kemudian bangunlah hingga engkau tenang dalam duduk,
lalu sujudlah hingga engkau tenang dalam sujud. Lakukanlah hal itu
dalam dalam sholatmu seluruhnya." Dikeluarkan oleh Imam Tujuh lafadznya
menurut riwayat Bukhari. Menurut Ibnu Majah dengan sanad dari Muslim:
"Hingga engkau tenang berdiri."
Hadits ke-117
Hal
serupa terdapat dalam hadits Rifa'ah Ibnu Rafi' menurut riwayat Ahmad
dan Ibnu Hibban: "Maka tegakkanlah tulang punggungmu hingga
tulang-tulang itu kembali (seperti semula)."
Hadits ke-118
Menurut
riwayat Nasa'i dan Abu Dawud dari hadits Rifa'ah Ibnu Rafi'i: "Sungguh
tidak sempurnah sholat seseorang di antara kamu kecuali dia
menyempurnakan wudlu' sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah,
kemudian ia takbir dan memuji Allah." Dalam hadits itu disebutkan: "Jika
engkau hafal Qur'an bacalah, jika tidak bacalah tahmid (Alhamdulillah),
takbir (Allahu Akbar), dan tahlil (la illaaha illallah)."
Hadits ke-119
Menurut riwayat Abu Dawud: "Kemudian bacalah Al-fatihah dan apa yang dikehendaki Allah."
Hadits ke-120
Menurut riwayat Ibnu hibban: "Kemudian (bacalah) sekehendakmu."
Hadits ke-121
Abu
Hamid Assa'idy Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku melihat Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam takbir beliau mengangkat kedua tangannya
lurus dengan kedua bahunya, bila ruku' beliau menekankan kedua tangannya
pada kedua lututnya kemudian meratakan punggungnya, bila mengangkat
kepalanya beliau berdiri tegak hingga tulang-tulang punggungnya kembali
ke tempatnya, bila sujud beliau meletakkan kedua tangannya dengan tidak
mencengkeram dan mengepalkan jari-jarinya dan menghadapkan ujung
jari-jari kakinya ke arah kiblat, bila duduk pada rakaat kedua beliau
duduk di atas kakinya yang kiri dan meluruskan (menegakkan) kaki kanan,
bila duduk pada rakaat terakhir beliau majukan kakinya yang kiri dan
meluruskan kaki yang kanan, dan beliau duduk di atas pinggulnya.
Dikeluarkan oleh Bukhari.
Hadits ke-122
Dari Ali
bin Abu Thalib Radliyallaahu 'anhu dari Rasulullah Shallallaahu 'alaihi
wa Sallam: Bahwa bila beliau menjalankan sholat, beliau membaca: "Aku
hadapkan wajahku kepada (Allah) yang telah menciptakan langit dan bumi
--hingga kalimat-- dan aku termasuk orang-orang muslim, Ya Allah
Engkaulah raja, tidak ada Tuhan selain Engkau, Engkaulah Tuhanku dan aku
hamba-Mu-- sampai akhir. Hadits riwayat Muslim. Dalam suatu riwayat
Muslim yang lain: Bahwa bacaan tersebut dalam shalat malam.
Hadits ke-123
Abu
Hurairah Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi
wa Sallam bila telah bertakbir untuk sholat beliau diam sejenak sebelum
membaca (al-fatihah). Lalu aku tanyakan hal itu kepadanya. Beliau
menjawab: "Aku membaca doa: Ya Allah, jauhkanlah diriku dari
kesalahan-kesalahanku sebagaimana telah Engkau jauhkan antara Timur
dengan Barat. Ya Allah bersihkanlah diriku dari kesalahan-kesalahan
sebagaimana telah Engkau bersihkan baju putih dari kotoran. Ya Allah,
cucilah diriku dari kesalahan-kesalahanku dengan air, es, dan embun."
Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-124
Dari Ibnu Umar
Radliyallaahu 'anhu bahwa (setelah bertakbir) beliau biasanya membaca:
"Maha suci Engkau Ya Allah, dengan pujian terhadap-Mu, Maha berkah
nama-Mu, tinggi kebesaran-Mu, dan tidak ada Tuhan selain diri-Mu."
Riwayat Muslim dengan sanad yang terputus (hadits munqothi'). Riwayat
Daruquthni secara maushul dan mauquf.
Hadits ke-125
Hadits
serupa dari Abu Said Al-Khudry Radliyallaahu 'anhu yang diriwayatkan
oleh Imam Lima secara marfu'. Dalam hadits itu disebutkan: Beliau
biasanya setelah takbir membaca: "Aku berlindung kepada Allah yang Maha
Mendengar dan Maha Mengetahui dari setan yang terkutuk, dari godaannya,
tipuannya dan rayuannya."
Hadits ke-126
'Aisyah
Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
biasanya membuka sholat dengan takbir dan memulai bacaan dengan
alhamdulillaahi rabbil 'alamiin (segala puji bagi Allah Tuhan sekalian
alam). Bila beliau ruku' beliau tidak mengangkat kepalanya dan tidak
pula menundukkannya tetapi pertengahan antara keduanya; bila beliau
bangkit dari ruku' beliau tidak akan bersujud sampai beliau berdiri
tegak; bila beliau mengangkat kepalanya dari sujud beliau tidak akan
bersujud lagi sampai beliau duduk tegak; pada setiap 2 rakaat beliau
selalu membaca tahiyyat; beliau duduk di atas kakinya yang kiri dan
meluruskan kakinya yang kanan; beliau melarang duduk di atas tumit yang
ditegakkan dan melarang meletakkan kedua sikunya seperti binatang buas;
beliau mengakhiri sholat dengan salam. Hadits ma'lul dikeluarkan oleh
Muslim.
Hadits ke-127
Dari Ibnu Umar
Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mengangkat
kedua tangannya lurus dengan kedua bahunya ketika beliau memulai
shalat, ketika bertakbir untuk ruku', dan ketika mengangkat kepalanya
dari ruku'. Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-128
Dalam
hadits Abu Humaid menurut riwayat Abu Dawud: Beliau mengangkat kedua
tangannya sampai lurus dengan kedua bahunya, kemudian beliau bertakbir.
Hadits ke-129
Dalam
riwayat Muslim dari Malik Ibnu al-Huwairits ada hadits serupa dengan
hadits Ibnu Umar, tetapi dia berkata: sampai lurus dengan ujung-ujung
kedua telinganya.
Hadits ke-130
Wail Ibnu Hujr
berkata: Aku pernah sholat bersama Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
beliau meletakkan tangannya yang kanan di atas tangannya yang kiri pada
dadanya. Dikeluarkan oleh Ibnu Khuzaimah
Hadits ke-131
Dari
Ubadah Ibnu al-Shomit bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
bersabda: "Tidak sah sholat bagi orang yang tidak membaca Ummul Qur'an
(al-fatihah)." Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-132
Dalam suatu riwayat Ibnu Hibban dan Daruquthni: "Tidak sah sholat yang tidak dibacakan al-fatihah di dalamnya."
Hadits ke-133
Dalam
hadits lain riwayat Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu Hibban:
"Barangkali engkau semua membaca di belakang imammu?" Kami menjawab: Ya.
Beliau bersabda: "Jangan engkau lakukan kecuali membaca al-fatihah,
karena sungguh tidak sah sholat seseorang tanpa membacanya."
Hadits ke-134
Dari
Anas Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, Abu
Bakar dan Umar memulai sholat dengan (membaca) alhamdulillaahi rabbil
'alamiin. Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-135
Muslim menambahkan: Mereka tidak membaca bismillaahirrahmaanirrahiim baik pada awal bacaan maupun akhirnya.
Hadits ke-136
Dalam
suatu riwayat Ahmad, Nasa'i dan Ibnu Khuzaimah disebutkan: Mereka tidak
membaca bismillaahirrahmaanirrahiim dengan suara keras.
Hadits ke-137
Dalam
suatu hadits lain riwayat Ibnu Khuzaimah: Mereka membaca dan amat
pelan. (Pengertian ini --membaca dengan amat pelan-- diarahkan pada
pengertian tidak membacanya seperti pada hadits riwayat Muslim yang
tentunya berbeda dengan yang menyatakan bahwa hadits ini ma'lul).
Hadits ke-138
Nu'aim
al-Mujmir berkata: Aku pernah sembahyang di belakang Abu Hurairah r.a.
Dia membaca (bismillaahirrahmaanirrahiim), kemudian membaca al-fatihah,
sehingga setelah membaca (waladldlolliin) dia membaca: Amin. Setiap
sujud dan ketika bangun dari duduk selalu membaca Allaahu Akbar. Setelah
salam dia mengatakan: Demi jiwaku yang ada di tangan-Nya, sungguh aku
adalah orang yang paling mirip sholatnya dengan Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam Riwayat Nasa'i dan Ibnu Khuzaimah.
Hadits ke-139
Dari
Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi
wa Sallam bersabda: "Apabila kamu membaca al-fatihah maka bacalah
bismillaahirrahmaanirrahiim, karena ia termasuk salah satu dari
ayatnya." Riwayat Daruquthni yang menggolongkannya hadits mauquf.
Hadits ke-140
Abu
Hurairah Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi
wa Sallam bila selesai membaca Ummul Qur'an (al-fatihah) beliau
mengangkat suaranya dan membaca: "Amin." Hadits hasan diriwayatkan oleh
Daruquthni. Hadits shahih menurut Hakim.
Hadits ke-141
Ada pula hadits serupa dalam riwayat Abu Dawud dan Tirmidzi daari hadits Wail Ibnu Hujr.
Hadits ke-142
Abdullah
Ibnu Aufa Radliyallaahu 'anhu berkata: Ada seorang laki-laki datang
menghadap Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam seraya berkata: Sungguh
aku ini tidak bisa menghafal satu ayat pun dari al-Qur'an, maka ajarilah
diriku sesuatu yang cukup bagiku tanpa harus menghapal al-Qur'an.
Beliau bersabda: "Bacalah subhanallaah, walhamdulillah, walaa ilaaha
illallaah, wallaahu akbar, walaa haula walaa quwwata illa billaahil
'aliyyil 'adziim (artinya= Maha Suci Allah, segala puji hanya bagi
Allah, tidak ada Tuhan kecuali Allah, dan Allah Maha Besar, tidak ada
daya dan kekuatan kecuali dengan Allah yang Maha Tinggi lagiMaha
Agung)." Hadits riwayat Ahmad, Abu Dawud, dan Nasa'i. Hadits shahih
menurut Ibnu Hibban, Daruquthni dan Hakim.
Hadits ke-143
Abu
Qotadah Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam selalu sholat bersama kami, pada dua rakaat pertama dalam sholat
Dhuhur dan Ashar beliau membaca al-Fatihah dan dua surat, dan
kadangkala memperdengarkan kepada kami bacaan ayatnya, beliau
memperpanjang rakaat pertama dan hanya membaca al-fatihah dalam dua
rakaat terakhir.
Hadits ke-144
Abu Said Al-Khudry
Radliyallaahu 'anhu berkata: Kami pernah mengukur lama berdirinya
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dalam sholat Dhuhur dan Ashar.
Setelah kami ukur bahwa lama berdirinya dalam dua rakaat pertama sholat
Dhuhur sekitar lamanya membaca (Alif Laam Mim. Tanziil) al-Sajadah. Dan
dalam dua rakaat terakhir sekitar setengahnya, dalam dua rakaat pertama
sholat Ashar seperti dua rakaat terakhir sholat Dhuhur dan dua rakaat
terakhir setengahnya. Diriwayatkan oleh Muslim.
Hadits ke-145
Sulaiman
Ibnu Yasar berkata: Ada seseorang yang selalu memanjangkan dua rakaat
pertama sholat Dhuhur dan memendekkan sholat Ashar, dia membaca
surat-surat mufasshol yang pendek dalam sholat maghrib, surat-surat
mufasshol pertengahan dalam sholat Isya' dan surat-surat mufasshol yang
panjang dalam sholat Shubuh. Kemudian Abu Hurairah berkata: Aku belum
pernah sholat makmum dengan orang yang sholatnya lebih mirip dengan
sholat Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam selain orang ini.
Dikeluarkan oleh Nasa'i dengan sanad shahih.
Hadits ke-146
Jubair
Ibnu Muth'im Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku mendengar Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam membaca surat At-Thur dalam sholat
maghrib. Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-147
Abu
Hurairah Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam dalam sholat Shubuh pada hari jum'at biasanya membaca (Alif Laam
Mim Tanziil) Al-Sajadah dan (Hal ataa 'alal insaani). Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-148
Menurut riwayat Thabrani dari hadits Ibnu Mas'ud: Beliau selalu membaca surat tersebut.
Hadits ke-149
Hudzaifah
Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku sholat bersama Nabi Shallallaahu
'alaihi wa Sallam, setiap melewati bacaan ayat tentang rahmat beliau
berhenti untuk berdoa meminta rahmat dan setiap melewati bacaan tentang
adzab beliau berhenti untuk berdoa meminta perlindungan dari-Nya.
Dikeluarkan oleh Imam Lima. Hadits hasan menurut Tirmidzi.
Hadits ke-150
Dari
Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam bersabda: "Ketahuilah bahwa aku benar-benar dilarang untuk
membaca al-Qur'an sewaktu ruku' dan sujud, adapun sewaktu ruku'
agungkanlah Tuhan dan sewaktu sujud bersungguh-sungguhlah dalam berdoa
karena besar harapan akan dikabulkan do'amu. Riwayat Muslim.
Hadits ke-151
'Aisyah
Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
dalam ruku' dan sujudnya membaca: "subhaanaka allaahumma rabbanaa
wabihamdika allahummaghfirlii (artinya Maha Suci Engkau, ya Allah Tuhan
kami dengan memuji-Mu, ya Allah ampunilah aku)." Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-152
Abu
Hurairah Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi
wa Sallam apabila sholat beliau bertakbir ketika berdiri, kemudian
bertakbir ketika ruku', lalu membaca "sami'allaahu liman hamidah" (Allah
mendengar orang yang memuji-Nya) ketika beliau mengangkat tulang
punggungnya dari ruku'. Saat berdiri beliau membaca "rabbanaa walakal
hamdu" (Ya Tuhan kami hanya bagi-Mu segala puji), kemudian beliau
melakukan demikian seluruhnya dalam sholat, dan bertakbir ketika bangkit
dari dua rakaat setelah duduk tahiyyat." Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-153
Abu
Said Al-Khudry Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam jika telah mengangkat kepalanya dari ruku', beliau
berdo'a "(artinya = Ya Allah Tuhan kami, segala puji bagi-Mu sepenuh
langit dan bumi dan sepenuh apa yang Engkau kehendaki. Engkaulah pemilik
puji dan kemuliaan segala yang diucapkan oleh hamba. Kami semua
menghambakan diri pada-Mu. Ya Allah tidak ada yang kuasa menolak apa
yang Engkau cegah dan tidak bermanfaat keagungan bagi yang memiliki
keagungan karena keagungan itu dari Engkau juga)." Hadits riwayat
Muslim.
Hadits ke-154
Dari Ibnu Abbas
Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
bersabda: "Aku diperintahkan untuk bersujud di atas tujuh tulang pada
dahi. Beliau menunjuk dengan tangannya pada hidungnya, kedua tangan,
kedua lutut, dan ujung-ujung jari kedua kaki." Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-155
Dari
Ibnu Buhainah bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam apabila
sholat dan sujud merenggangkan kedua tangannya sehingga tampak putih
kedua ketiaknya. Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-156
Dari
al-Barra Ibnu 'Azib Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila engkau sujud letakkanlah kedua
telapak tanganmu dan angkatlah kedua siku-sikumu." Diriwayatkan oleh
Muslim.
Hadits ke-157
Dari Wail Ibnu Hujr
Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bila ruku'
merenggangkan jari-jarinya dan bila sujud merapatkan jari-jarinya.
Diriwayatkan oleh Hakim.
Hadits ke-158
'Aisyah
Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku pernah melihat Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam sholat dengan duduk bersila. Riwayat Nasa'i dan
dinilai shahih oleh Ibnu Khuzaimah.
Hadits ke-159
Dari
Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam antaraa dua sujud biasanya membaca: "allaahummagh firlii,
warhamnii, wahdinii, wa 'afinii, war zugnii (artinya = Ya Allah,
ampunilah aku, kasihanilah diriku, berilah petunjuk padaku, limpahkan
kesehatan padaku dan berilah rizqi padaku)." Diriwayatkan oleh Imam
Empat kecuali Nasa'i dengan lafadz hadits menurut Abu Dawud. Shahih
menurut Hakim.
Hadits ke-160
Dari Malik Ibnu
al-Huwairits Radliyallaahu 'anhu bahwa dia pernah melihat Nabi
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam sedang sholat, apabila beliau dalam
rakaat ganjil dari sholatnya beliau tidak bangkit berdiri sebelum duduk
dengan tegak. Hadits riwayat Bukhari.
Hadits ke-161
Dari
Anas Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
pernah berqunut setelah ruku' selama sebulan untuk mendoakan kebinasaan
sebagian bangsa Arab kemudian beliau meninggalkannya. Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-162
Ada
hadits serupa riwayat Ahmad dan Daruquthni dari jalan lain tetapi
dengan tambahan: Adapun dalam sholat Shubuh beliau selalu berqunut
hingga meninggal dunia.
Hadits ke-163
Dari Anas
Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam tidak
berqunut kecuali jika beliau mendoakan kebaikan atas suatu kaum atau
mendoakan kebinasaan atas suatu kaum. Hadits shahih menurut Ibnu
Khuzaimah.
Hadits ke-164
Sa'id Ibnu Thariq
Al-Asyja'y Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku berkata pada ayahku: Wahai
ayahku, engkau benar-benar pernah sholat di belakang (bermakmum)
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, Abu bakar, Umar, Utsman, dan
Ali. Apakah mereka berqunut dalam sholat Shubuh? Ayahku menjawab: Wahai
anakku, itu adalah sesuatu yang baru. Diriwayatkan oleh Imam Lima
kecuali Abu Dawud.
Hadits ke-165
Hasan Ibnu Ali
Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
telah mengajariku kata-kata untuk dibaca dalam qunut witir yaitu
(artinya = Ya Allah berilah aku petunjuk sebagaimana orang-orang yang
telah Engkau berti petunjuk, berilah aku kesehatan sebagaimana
orang-orang telah Engkau beri kesehatan, pimpinlah aku sebagaimana
orang-orang yang telah Engkau pimpin, berilah aku berkah atas segala hal
yang Engkau berikan, selamatkanlah aku dari kejahatan yang telah Engkau
tetapkan karena hanya Engkaulah yang menghukum dan tidak ada hukuman
atas-Mu, sesungguhnya tidak akan hina orang yang telah Engkau tolong,
Maha Berkah Engkau Tuhan kami dan Maha Tinggi). Riwayat Imam Lima.
Thabrani dan Baihaqi menambahkan: (artinya = Tidak akan mulia orang yang
telah Engkau murkai). Hadits riwayat Nasa'i dari jalan lain menambahkan
pada akhirnya: (artinya = Semoga sholawat Allah Ta'ala selalu terlimpah
atas Nabi).
Hadits ke-166
Menurut riwayat
Baihaqi bahwa Ibnu Abbas berkata: Adalah Rasulullah Shallallaahu 'alaihi
wa Sallam mengajari kami doa untuk dibaca dalam qunut pada sholat
Shubuh. Dalam sanadnya ada kelemahan.
Hadits ke-167
Dari
Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi
wa Sallam bersabda: "Bila salah seorang di antara kamu sujud maka
janganlah ia meletakkan kedua tangannya sebelum kedua lututnya."
Dikeluarkan oleh Imam Tiga. Hadits ini lebih kuat dibandingkan hadits
Wail Ibnu Hujr.
Hadits ke-168
Aku melihat Nabi
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam apabila sujud meletakkan kedua lututnya
sebelum kedua tangannya. Dikeluarkan oleh Imam Empat. Hadits pertama
mempunyai seorang saksi dari hadits Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu yang
dinilai shahih oleh Ibnu Khuzaimah. Bukhari menyebutnya dalam keadaan
mu'allaq mauquf.
Hadits ke-169
Dari Ibnu Umar
Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
apabila duduk untuk tasyahhud meletakkan tangannya yang kiri di atas
lututnya yang kiri dan tangannya yang kanan di atas lututnya yang kanan,
beliau membuat genggaman lima puluh tiga, dan beliau menunjuk dengan
jari telunjuknya. Riwayat Muslim. Dalam suatu riwayat Muslim yang lain:
Beliau menggenggam seluruh jari-jarinya dan menunjuk dengan jari yang
ada di sebelah ibu jari.
Hadits ke-170
Abdullah
Ibnu Mas'ud Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi
wa Sallam berpaling pada kami kemudian bersabda: "Apabila seseorang di
antara kamu sholat hendaknya ia membaca: (Artinya = Segala penghormatan,
sholawat, dan kebaikan itu hanya bagi Allah semata. Semoga selamat
sejahtera dilimpahkan kepadamu wahai Nabi beserta rahmat Allah dan
berkah-Nya. Semoga selamat sejahtera dilimpahkan kepada kami dan kepada
hamba-hamba-Nya yang shaleh. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah
Yang Esa tiada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu
hamba dan utusan-Nya), kemudian hendaknya ia memilih doa yang ia sukai
lalu berdoa dengan doa itu." Muttafaq Alaihi dan lafadznya menurut
riwayat Bukhari. Menurut riwayat Nasa'i: Kami telah membaca doa itu
sebelum tasyahud itu diwajibkan atas kami. Menurut riwayat Ahmad: bahwa
Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam telah mengajarinya tasyahhud dan
beliau memerintahkan agar mengajarkannya kepada manusia.
Hadits ke-171
Menurut
riwayat Muslim bahwa Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mengajarkan kepada kami tasyahhud:
(artinya = Segala kehormatan yang penuh berkah, sholawat kebaikan hanya
bagi Allah semata... sampai akhir).
Hadits ke-172
Fadlolah
Ibnu Ubaidah Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam pernah mendengar seseorang berdo'a dalam sholatnya
dengan tidak memuji Allah dan tidak membaca sholawat Nabi Shallallaahu
'alaihi wa Sallam, maka bersabdalah beliau: "Orang ini tergesa-gesa."
Kemudian beliau memanggilnya seraya bersabda: "Apabila seseorang di
antara kamu sholat maka hendaknya ia memulai dengan memuji Tuhannya dan
menyanjung-Nya, kemudian membaca sholat Nabi Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam, lalu berdoa dengan do'a yang dikehendakinya." Diriwayatkan oleh
Ahmad dan Imam Tiga. Hadits shahih menurut Tirmidzi, Ibnu Hibban dan
Hakim.
Hadits ke-173
Dari Abu Mas'ud bahwa Basyir
Ibnu Sa'ad bertanya: Wahai Rasulullah, Allah memerintahkan kepada kami
untuk bersholawat padamu, bagaimanakah cara kami bersholawat padamu?
beliau diam kemudian bersabda: "Ucapkanlah: (artinya = Ya Allah
limpahkanlah rahmat atas Muhammad dan keluarganya sebagaimana telah
Engkau limpahkan rahmat atas Ibrahim. Berkatilah Muhammad dan
keluarganya sebagaimana Engkau telah memberkati Ibrahim. Di seluruh alam
ini Engkau Maha Terpuji dan Maha Agung), kemudian salam sebagaimana
yang telah kamu ketahui." Diriwayatkan oleh Muslim. Dalam hadits
tersebut Ibnu Khuzaimah menambahkan: "Bagaimanakah cara kami bersholawat
padamu, jika kami bersholawat padamu pada waktu sholat."
Hadits ke-174
Dari
Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi
wa Sallam bersabda: "Apabila seseorang di antara kamu bertasyahhud maka
hendaklah ia memohon perlindungan pada Allah dari empat hal dengan
mengucapkan: (Artinya = Ya Allah sesungguhnya aku memohon perlindungan
pada-Mu dari siksa neraka jahannam, siksa kubur, cobaan hidup dan mati,
dan dari fitnah dajjal)." Muttafaq Alaihi. Dalam suatu riwayat Muslim
disebutkan: "Jika seseorang antara kamu telah selesai dari tasyahhud
akhir."
Hadits ke-175
Dari Abu Bakar Ash-Shiddiq
Radliyallaahu 'anhu bahwa dia berkata kepada Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam: Ajarkanlah padaku doa yang aku baca dalam sholatku.
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Ucapkanlah:
(artinya = Ya Allah sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri,
dan tidak ada yang mengampuni dosa kecuali Engkau, maka ampunilah aku
dengan ampunan dari sisi-Mu dan kasihanilah diriku, sesungguhnya
Engkaulah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang)." Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-176
Wail
Ibnu Hujr Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku pernah shalat bersama Nabi
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, beliau salam ke sebelah kanan dan kiri
dengan (ucapan): Assalamu'alaykum wa rahmatullaahi wa barakaatuh
(artinya = Semoga salam sejahtera atasmu beserta rahmat Allah dan
berkah-Nya). Riwayat Abu Dawud dengan sanad shahih.
Hadits ke-177
Dari
al-Mughirah Ibnu Syu'bah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu
'alaihi wa Sallam pada setiap selesai sholat fardlu selalu membaca:
(artinya = Tidak ada Tuhan selain Allah yang Esa, tiada sekutu bagi-Nya,
bagi-Nya kerajaan dan segala puji, dan Dia Maha Kuasa atas segala
sesuatu. Ya Allah tiada orang yang kuasa menolak terhadap apa yang
Engkau berikan, dan tiada orang yang kuasa memberi terhadap apa yang
Engkau cegah, dan tiada bermanfaat segala keagungan karena keagungan itu
hanyalah dari Engkau). Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-178
Dari
Sa'ad Ibnu Waqqash Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi
wa Sallam setiap selesai sholat selalu memohon perlindungan dengan
doa-doa: (artinya = Ya Allah sungguh aku berlindung kepada-Mu dari sifat
kikir, aku berlindung kepada-Mu dari ketakutan, aku berlindung
kepada-Mu dari kepikunan, aku berlindung kepada-Mu dari fitnah dunia dan
aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur). Diriwayatkan Bukhari.
Hadits ke-179
Tsauban
Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
jika telah selesai dari sholatnya beristighfar (memohon ampunan) kepada
Allah tiga kali dengan membaca: (artinya = Ya Allah Engkaulah
keselamatan dan dari-Mu jualah segala keselamatan. Maha Berkah Engkau
wahai Dzat yang memiliki segala keagungan dan kemuliaan). Diriwayatkan
oleh Muslim.
Hadits ke-180
Dari Abu Hurairah
Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
bersabda: "Barangsiapa yang pada tiap-tiap usai sholat bertasbih
(membaca subhanallah) sebanyak 33 kali, bertahmid (membaca
alhamdulillah) sebanyak 33 kali, dan bertakbir (membaca Allahu akbar)
sebanyak 33 kali, maka jumlahnya 99 kali lalu menyempurnakannya menjadi
100 dengan bacaan: (artinya = tidak ada Tuhan selain Allah Yang Maha
Esa, tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya kerajaan dan segala puji, dan Dia
Maha Kuasa atas segala sesuatu), maka diampunilah kesalahan-kesalahannya
walaupun kesalahannya seperti buih air laut." Hadits riwayat Muslim.
Dalam riwayat lain: Bahwa takbirnya sebanyak 34 kali.
Hadits ke-181
Dari
Muadz Ibnu Jabal bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
bersabda kepadanya: "Aku wasiatkan kepadamu wahai Muadz agar engkau
jangan sekali-kali setiap sholat meninggalkan doa: (artinya = Ya Allah
tolonglah aku untuk selalu mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan
memperbaiki ibadah pada-Mu)." Diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Dawud dan
Nasa'i dengan sanad yang kuat.
Hadits ke-182
Dari
Abu Umamah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam bersabda: "barangsiapa membaca ayat kursi setiap selesai sholat
fadlu, maka tiada yang menghalanginya masuk syurga kecuali maut."
Diriwayatkan oleh Nasa'i dan dinilai shahih oleh Ibnu Hibban. Thabrani
menambahkan: "Dan bacalah surat al-Ikhlas."
Hadits ke-183
Dari
Malik Ibnu al-Khuwairits Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Sholatlah kamu sekalian dengan
cara sebagaimana kamu melihat aku sholat." Riwayat Bukhari.
Hadits ke-184
Dari
Imran Ibnu Hushoin Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi
wa Sallam bersabda: "Sholatlah dengan berdiri, jika tidak mampu maka
dengan duduk, jika tidak mampu maka dengan berbaring, dan jika tidak
mampu juga maka dengan syarat." Diriwayatkan oleh Bukhari.
Hadits ke-185
Dari
Jabir Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
bersabda kepada seseorang yang sakit yang sholat di atas bantal, beliau
melempar bantal itu dan bersabda: "Sholatlah di atas tanah bila engkau
mampu, jika tidak maka pakailah isyarat, dan jadikan (isyarat) sujudmu
lebih rendah daripada (isyarat) ruku'mu." Diriwayatkan oleh Baihaqi
dengan sanad yang kuat, namun Abu Hatim mensahkan mauquf-nya hadits ini.
Hadits ke-186
Dari
Abdullah Ibnu Buhaimah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu
'alaihi wa Sallam sholat Dhuhur bersama mereka, beliau berdiri pada dua
rakaat pertama dan tidak duduk tasyahhud, orang-orang ikut berdiri
bersamanya hingga beliau akan mengakhiri sholat dan orang-orang menunggu
salamnya, beliau takbir dengan duduk, kemudian beliau sujud dua kali
sebelum salam, lalu beliau salam. Dikeluarkan oleh Imam Tujuh dan lafadz
ini menurut riwayat Bukhari. Dalam suatu riwayat Muslim: Beliau takbir
pada setiap sujud dengan duduk, lalu beliau sujud dan orang-orang sujud
bersamanya sebagai pengganti duduk (tasyahhud) yang terlupakan.
Hadits ke-187
Abu
Hurairah Radliyallaahu 'anhu berkata: Nabi Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam pernah sholat salah satu dari dua sholat petang dua rakaat, lalu
salam. Kemudian beliau menuju tiang di bagian depan masjid dan
meletakkan tangannya pada kayu itu. Dalam jama'ah itu ada Abu Bakar dan
Umar namun keduanya tidak berani mengatakan apapun kepada beliau.
Orang-orang keluar dengan segera dan mereka bertanya-tanya apakah sholat
tadi di qashar. Dalam Jama'ah itu ada seorang laki-laki yang dijuluki
Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam "Dzulyadain", ia bertanya: Ya
Rasulullah, apakah baginda lupa atau sholat tadi memang diqashar? Beliau
bersabda: "Aku tidak lupa dan sholat tidak diqashar." Orang itu berkata
lagi: Tidak, baginda telah lupa. Maka beliau sholat dua rakaat kemudian
salam, lalu takbir, kemudian sujud seperti biasa atau lebih lama,
kemudian mengangkat kepalanya lalu takbir, kemudian meletakkan
kepalanya, lalu takbir, kemudian sujud seperti biasa atau lebih lama,
kemudian beliau mengangkat kepalanya dan takbir. Muttafaq Alaihi dan
lafadznya menurut riwayat Bukhari. Dalam suatu riwayat Muslim: Itu
adalah sholat Ashar.
Hadits ke-188
Menurut
Riwayat Abu Dawud Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bertanya: "Apakah
Dzulyadain benar?" Lalu mereka mengiyakan. Hadits itu ada dalam shahih
Bukhari-Muslim tapi dengan lafadz: Mereka berkata.
Hadits ke-189
Dalam suatu riwayatnya pula: Beliau tidak sujud sampai Allah Ta'ala meyakinkannya akan hal itu.
Hadits ke-190
Dari
Imran Ibnu Hushoin Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi
wa Sallam pernah sholat bersama mereka, lalu beliau lupa, maka beliau
sujud dua kali, kemudian tasyahhud, lalu salam. Riwayat Abu Dawud dan
Tirmidzi. Hadits hasan menurut Tirmidzi dan shahih menurut Hakim.
Hadits ke-191
Dari
Abu Said Al-Khudry Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila seseorang di antara kamu ragu dalam
sholat, ia tidak mengetahui apakah telah sholat tiga atau empat rakaat.
Maka hendaknya ia meninggalkan keraguan dan memantapkan apa yang ia
yakini, kemudian sujud dua kali sebelum salam. Maka bila telah sholat
lima rakaat, genaplah sholatnya. Bila ternyat sholatnya telah cukup,
maka kedua sujud itu sebagai penghinaan kepada setan." Riwayat Muslim.
Hadits ke-192
Ibnu
Mas'ud Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam sholat. Ketika beliau salam dikatakan kepadanya: Ya Rasulullah,
apakah telah terjadi sesuatu dalam sholat? Beliau bersabda: "Apa itu?"
Mereka berkata: Baginda sholat begini begitu. Abu Mas'ud berkata: Lalu
mereka merapikah kedua kakinya dan menghadap kiblat, lalu sujud dua kali
kemudian salam. Beliau kemudian menghadap orang-orang dan bersabda:
"Sesungguhnya jika terjadi sesuatu dalam sholat aku beritahukan padamu,
tapi aku hanyalah manusia biasa seperti kamu sekalian yang dapat lupa
seperti kalian. Maka apabila aku lupa ingatkanlah aku dan apabila
seseorang di antara kamu ragu dalam sholatnya, hendaknya ia meneliti
benar kemudian menyempurnakannya, lalu sujud dua kali." Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-193
Dalam suatu hadits riwayat Bukhari: "Hendaknya ia menyempurnakan, lalu salam, kemudian sujud."
Hadits ke-194
Dalam riwayat Muslim: Bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah sujud sahwi dua kali setelah salam dan bercakap-cakap.
Hadits ke-195
Menurut
riwayat Ahmad, Abu Dawud dan Nasa'i dari hadits Abdullah Ibnu Ja'far
yang diterima secara marfu': "Barangsiapa ragu dalam sholatnya hendaknya
ia bersujud dua kali sesudah salam. Hadits shahih menurut Ibnu
Khuzaimah.
Hadits ke-196
Dari al-Mughirah Ibnu
Syu'bah bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Apabila seseorang di antara kamu ragu, ia berdiri dalam rakaat kedua
dan ia sudah tegak berdiri maka hendaklah ia teruskan dan tidak usah
kembali lagi, dan hendaknya ia sujud dua kali. Apabila ia belum berdiri
tegak maka hendaknya ia duduk kembali dan tidak usah sujud sahwi."
Riwayat Abu Dawud, Ibnu Majah dan Daruquthni. Lafadznya menurut
Daruquthni dengan sanad yang lemah.
Hadits ke-197
Dari
Umar Radliyallaahu 'anhu dari Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bahwa
beliau bersabda: "Bagi makmum itu tidak ada lupa, maka jika imam lupa
wajiblah sujud sahwi atas imam dan makmum." Diriwayatkan oleh Tirmidzi
dan Baihaqi dengan sanad yang lemah.
Hadits ke-198
Dari
Tsauban dari Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bahwa beliau bersabda:
"Setiap kali lupa itu diganti dengan dua sujud setelah salam."
Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Ibnu Majah dengan sanad lemah.
Hadits ke-199
Abu
Hurairah Radliyallaahu 'anhu berkata: Kami sujud bersama Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam sewaktu membawa (idzas samaaun syaqqot)
dan (iqra' bismi rabbikalladzii kholaq). Diriwayatkan oleh Muslim.
Hadits ke-200
Ibnu
Abbas Radliyallaahu 'anhu berkata: Surat Shod bukanlah termasuk surat
yang disunatkan sujud, tapi aku pernah melihat Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam sujud ketika membacanya. Riwayat Bukhari.
Hadits ke-201
Dari
Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam sujud sewaktu membaca surat Al-Najm. Riwayat Bukhari.
Hadits ke-202
Zaid
Ibnu Tsabit Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku pernah membaca surat
Al-Najm di hadapan Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, namun beliau
tidak sujud waktu itu. Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-203
Kholid
Ibnu Ma'dan Radliyallaahu 'anhu berkata: Surat Al-Hajj itu diberi
keutamaan dengan dua sujud. Diriwayatkan Abu Dawud dalam hadits mursal.
Hadits ke-204
Menurut
riwayat Ahmad dan Tirmidzi dalam keadaan maushul dari hadits Uqbah Ibnu
Amir, ditambahkan: "Maka barangsiapa yang tidak sujud pada keduanya
hendaklah ia tidak membacanya." Sanad hadits ini lemah.
Hadits ke-205
Umar
Radliyallaahu 'anhu berkata: Wahai orang-orang, kita melewati bacaan
ayat-ayat sujud, maka barangsiapa sujud ia telah mendapat (pahala) dan
barangsiapa tidak sujud tidak mendapat dosa." Diriwayatkan oleh Bukhari.
Dalam hadits itu disebutkan: Sesungguhnya Allah tidak mewajibkan sujud
kecuali jika kita menghendaki. Hadits itu termuat dalam al-Muwaththa'.
Hadits ke-206
Ibnu
Umar Radliyallaahu 'anhu berkata: Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
selalu membacakan Al-Qur'an pada kami, maka apabila melewati bacaan ayat
sajadah beliau bertakbir dan sujud, lalu kami sujud bersama beliau.
Riwayat Abu Dawud dengan sanad yang lemah.
Hadits ke-207
Dari
Abu Bakrah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam bila menerima kabar gembira beliau segera sujud kepada Allah.
Diriwayatkan oleh Imam Lima kecuali Nasa'i.
Hadits ke-208
Abdul
Rahman Ibnu Auf Radliyallaahu 'anhu berkata: Nabi Shallallaahu 'alaihi
wa Sallam pernah sujud, beliau melamakan sujud itu, setelah mengangkat
kepala beliau bersabda: "Sesungguhnya Jibril datang kepadaku dan membawa
kabar gembira, maka aku bersujud syukur kepada Allah." Riwayat Ahmad
dan dinilai shahih oleh Hakim.
Hadits ke-209
Dari
al-Barra' Ibnu Azib Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi
wa Sallam pernah mengutus Ali ke negeri Yaman. Kemudian hadits itu
menyebutkan: Ali lalu mengirim surat tentang ke-Islaman mereka. Ketika
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam membaca surat itu beliau
langsung sujud syukur kepada Allah atas berita tersebut. Hadits riwayat
Baihaqi yang asalnya dari Bukhari.
Hadits ke-210
Rabiah
Ibnu Malik al-Islamy Radliyallaahu 'anhu berkata: Nabi Shallallaahu
'alaihi wa Sallam pernah bersabda padaku: "Mintalah (padaku)." Aku
menjawab: Aku memohon dapat menyertai baginda di syurga. Beliau
bertanya: "Apakah ada yang lain?" Aku menjawab: Hanya itu saja. Beliau
bersabda: "Tolonglah aku untuk mendoakan dirimu dengan banyak sujud."
Diriwayatkan oleh Muslim.
Hadits ke-211
Ibnu Umar
Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku menghapal dari Nabi Shallallaahu
'alaihi wa Sallam 10 rakaat yaitu: dua rakaat sebelum Dhuhur, dua rakaat
setelahnya, dua rakaat setelah maghrib di rumahnya, dua rakaat setelah
Isya' di rumahnya, dan dua rakaat sebelum Shubuh. Muttafaq Alaihi. Dalam
suatu riwayat Bukhari-Muslim yang lain: Dan dua rakaat setelah Jum'at
di rumahnya.
Hadits ke-212
Dalam suatu riwayat Muslim: Apabila fajar telah terbit beliau tidak sholat kecuali dua rakaat yang pendek.
Hadits ke-213
Dari
'Aisyah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
tidak meninggalkan (sholat sunat) empat rakaat sebelum Dhuhur dan dua
rakaat sebelum Shubuh. Riwayat Bukhari.
Hadits ke-214
'Aisyah
Radliyallaahu 'anhu berkata: Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam tidak
pernah memperhatikan sholat-sholat sunat melebihi perhatiannya terhadap
dua rakaat fajar. Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-215
Menurut riwayat Muslim: Dua rakaat fajar itu lebih baik daripada dunia dan seisinya.
Hadits ke-216
Ummu
Habibah Ummul Mu'minin Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku pernah
mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Barangsiapa melakukan sholat dua belas rakaat dalam sehari semalam
niscaya dibangunkan sebuah rumah baginya di surga." Hadits riwayat
Muslim. Dan dalam suatu riwayat: "Sholat sunat."
Hadits ke-217
Menurut
riwayat Tirmidzi ada hadits yang serupa dengan tambahan: "Empat rakaat
sebelum Dhuhur, dua rakaat setelahnya dan dua rakaat setelah maghrib,
dua rakaat setelah Isya', dan dua rakaat sebelum Shubuh."
Hadits ke-218
Menurut
riwayat Imam Lima darinya (Ummu Habibah r.a): "Barangsiapa memelihara
empat rakaat sebelum Dhuhur dan empat rakaat setelahnya niscaya Allah
mengharamkan api neraka darinya."
Hadits ke-219
Dari
Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam bersabda: "(Semoga) Allah memberi rahmat orang yang sholat empat
rakaat sebelum Ashar." Riwayat Ahmad, Abu Dawud, dan Tirmidzi. Hadits
hasan menurut Tirmidzi dan shahih menurut Ibnu Khuzaimah.
Hadits ke-220
Dari
Abdullah Mughoffal al-Muzanny Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Sholatlah sebelum Maghrib,
sholatlah sebelum Maghrib." Kemudian beliau bersabda pada yang ketiga:
"Bagi siapa yang mau," Karena beliau takut orang-orang akan
menjadikannya sunnat. Diriwayatkan oleh Bukhari.
Hadits ke-221
Dalam suatu riwayat Ibnu Hibban bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam sholat sebelum Maghrib dua rakaat.
Hadits ke-222
Menurut
riwayat Muslim bahwa Ibnu Abbas berkata: Kami pernah sholat dua rakaat
setelah matahari terbenam dan Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
melihat kami, beliau tidak memerintahkan dan tidak pula melarang kami.
Hadits ke-223
'Aisyah
Radliyallaahu 'anhu berkata: Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
meringkaskan dua rakaat sebelum sholat Shubuh sampai aku bertanya:
Apakah beliau membaca Ummul Kitab (al-Fatihah)? Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-224
Dari
Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam dalam dua rakaat fajar membaca (Qul yaa ayyuhal kaafiruun) dan
(Qul Huwallaahu Ahad). Riwayat Muslim.
Hadits ke-225
'Aisyah
Radliyallaahu 'anhu berkata: Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bila
selesai sholat dua rakaat fajar berbaring atas sisinya yang kanan.
Riwayat Bukhari.
Hadits ke-226
Dari Abu Hurairah
Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
bersabda: "Apabila seorang di antara kamu selesai sholat dua rakaat
sebelum sholat Shubuh, hendaknya ia berbaring atas sisinya yang kanan."
Hadits riwayat Ahmad, Abu Dawud, dan Tirmidzi. Hadits shahih menurut
Tirmidzi.
Hadits ke-227
Dari Ibnu Umar
Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
bersabda: "Sholat malam itu dua dua, maka bila seorang di antara kamu
takut telah datang waktu Shubuh hendaknya ia sholat satu rakaat untuk
mengganjilkan sholat yang telah ia lakukan." Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-228
Dalam
Riwayat Imam Lima yang dinilai shahih oleh Ibnu Hibban adalah lafadz:
"Sholat malam dan siang itu dua dua." Nasa'i menyatakan bahwa ini salah.
Hadits ke-229
Dari
Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi
wa Sallam bersabda: "Sholat yang paling utama setelah sholat fadlu ialah
sholat malam." Dikeluarkan oleh Muslim.
Hadits ke-230
Dari
Ayyub al-Anshory bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
bersabda: "Witir itu hak bagi setiap muslim. Barangsiapa senang sholat
witir lima rakaat hendaknya ia kerjakan, barangsiapa senang sholat witir
tiga rakaat hendaknya ia kerjakan, barangsiapa senang sholat witir satu
rakaat hendaknya ia kerjakan." Riwayat Imam Empat kecuali Tirmidzi.
Hadits shahih menurut Ibnu Hibban dan mauquf menurut Nasa'i.
Hadits ke-231
Ali
Ibnu Abu Thalib Radliyallaahu 'anhu berkata: Witir itu tidaklah wajib
sebagaimana sholat fardlu, tapi ia hanyalah sunat yang dilakukan
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam Hadits diriwayatkan oleh
Tirmidzi, Nasa'i dan Hakim. Hasan menurut Tirmidzi dan shahih menurut
Hakim.
Hadits ke-232
Dari Jabir Ibnu Abdullah
Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam sholat
malam pada bulan Ramadhan. Kemudian orang-orang menunggu beliau pada
hari berikutnya namun beliau tidak muncul. Dan beliau bersabda:
"Sesungguhnya aku khawatir sholat witir ini diwajibkan atas kamu."
Riwayat Ibnu Hibban.
Hadits ke-233
Dari Kharijah
Ibnu Hudzafah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi
wa Sallam bersabda: "Sesungguhnya Allah membantu kamu dengan sholat yang
lebih baik bagimu daripada unta merah?" Kami bertanya: Sholat apa itu
ya Rasulullah? Beliau menjawab: "Witir antara sholat Isya' hingga
terbitnya fajar." Riwayat Imam Lima kecuali Nasa'i. Hadits Shahih
menurut Hakim.
Hadits ke-234
Ahmad juga meriwayatkan hadits serupa dari Amr Ibnu Syuaib dari ayahnya dari kakeknya.
Hadits ke-235
Dari
Abdullah Ibnu Buraidah dari ayahnya bahwa Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam bersabda: "Witir adalah hak, maka barangsiapa tidak
sholat witir ia bukanlah termasuk golongan kami." Dikeluarkan oleh Abu
Dawud dengan sanad yang lemah. Shahih menurut Hakim.
Hadits ke-236
Hadits tersebut mempunyai saksi yang lemah dari Abu Hurairah menurut riwayat Ahmad.
Hadits ke-237
'Aisyah
Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
tidak pernah menambah dalam sholat malam Ramadhan atau lainnya lebih
dari sebelas rakaat. Beliau sholat empat rakaat dan jangan tanyakan
tentang baik dan panjangnya. Kemudian beliau sholat empat rakaat dan
jangan tanyakan tentang baik dan panjangnya. Kemudian beliau sholat tiga
rakaat. 'Aisyah berkata: Saya bertanya, wahai Rasulullah, apakah engkau
tidur sebelum sholat witir? Beliau menjawab: "Wahai 'Aisyah,
sesungguhnya kedua mataku tidur namun hatiku tidak." Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-238
Dalam
suatu riwayat Bukhari-Muslim yang lain: Beliau sholat malam sepuluh
rakaat, sholat witir satu rakaat, dan sholat fajar dua rakaat. Jadi
semuanya tiga belas rakaat.
Hadits ke-239
'Aisyah
Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
sholat malam tiga belas rakaat, lima rakaat di antaranya sholat witir,
beliau tidak pernah duduk kecuali pada rakaat terakhir.
Hadits ke-240
'Aisyah
Radliyallaahu 'anhu berkata: Pada setiap malam Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam selalu sholat witir yang berakhir hingga waktu sahur.
Muttafaq Alaihi
Hadits ke-241
Abdullah Ibnu Amar
Ibu al-'Ash Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi
wa Sallam bersabda padaku: "Hai Abdullah, kamu jangan seperti si Anu,
dulu ia biasa sholat malam kemudian ia meninggalkannya." Muttafaq
Alaihi.
Hadits ke-242
Dari Ali bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Sholat witirlah wahai ahli
Qur'an, karena Allah sesungguhnya witir (ganjil) dan dia mencintai yang
ganjil (witir)." Diriwayatkan oleh Imam Lima dan dinilai shahih oleh
Ibnu Khuzaimah.
Hadits ke-243
Dari Ibnu Umar
Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Jadikanlah sholat witir sebagai akhir sholatmu malam hari." Muttafaq
Alaihi.
Hadits ke-244
Tholq Ibnu Ali berkata: Aku
pernah mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Tidak ada dua witir dalam satu malam." Riwayat Ahmad dan Imam tiga.
Hadits shahih menurut Ibnu Hibban.
Hadits ke-245
Ubay
Ibnu Ka'ab Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi
wa Sallam biasanya sholat witir dengan membaca (Sabbihisma rabbikal
a'la dan (Qul yaa ayyuhal kaafiruun) dan (Qul huwallaahu Ahad)." Riwayat
Ahmad, Abu Dawud dan Nasa'i. Nasa'i menambahkan: Beliau tidak salam
kecuali pada rakaat terakhir.
Hadits ke-246
Menurut
riwayat Abu Dawud dan Tirmidzi terdapat hadits serupa dari 'Aisyah
Radliyallaahu 'anhu dan didalamnya disebutkan: Masing-masing surat untuk
satu rakaat dan dalam rakaat terakhir dibaca (Qul huwallaahu Ahad)
serta dua surat al-Falaq dan an-Naas.
Hadits ke-247
Dari
Abu Said Al-Khudry Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi
wa Sallam bersabda: "Sholat witir-lah sebelum engkau masuk waktu
Shubuh." Diriwayatkan oleh Muslim.
Hadits ke-248
Menurut Riwayat Ibnu Hibban: "Barangsiapa telah memasuki waktu Shubuh sedang dia belum sholat witir, maka tiada witir baginya."
Hadits ke-249
Darinya
bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa
yang luput sholat witir karena tidur atau lupa hendaknya ia sholat waktu
Shubuh atau ketika ingat." Diriwayatkan oleh Imam Lima kecuali Nasa'i.
Hadits ke-250
Dari
Jabir bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Barangsiapa khawatir tidak bangun pada bagian akhir malam, hendaknya ia
sholat witir pada awal malam dan barangsiapa sangat ingin bangun pada
akhirnya hendaknya ia sholat witir pada akhir malam karena sholat pada
akhir malam itu disaksikan (oleh malaikat), dan hal itu lebih utama."
Riwayat Muslim.
Hadits ke-251
Dari Ibnu Umar
Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Jika fajar telah terbit maka habislah seluruh waktu sholat malam dan
sholat witir. Maka berwitirlah sebelum terbitnya fajar." Diriwayatkan
oleh Tirmidzi.
Hadits ke-252
'Aisyah
Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
biasanya sholat Dluha empat rakaat dan menambah seperti yang dikehendaki
Allah. Riwayat Muslim.
Hadits ke-253
Menurut
riwayat Muslim dari 'Aisyah: Bahwa 'Aisyah pernah ditanya: Apakah
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam biasa menunaikan sholat Dluha?
Ia menjawab: Tidak, kecuali bila beliau pulang dari bepergian.
Hadits ke-254
Menurut
riwayat Muslim dari 'Aisyah: Aku tidak melihat Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam dengan tetap melakukan sholat Dluha, tetapi sungguh
aku melakukannya dengan tetap.
Hadits ke-255
Dari
Zaid Ibnu Arqom Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam bersabda: "Sholatnya orang-orang yang bertaubat itu
ketika anak-anak unta merasa panas." Riwayat Tirmidzi.
Hadits ke-256
Dari
Anas Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam bersabda: "Barangsiapa menunaikan sholat Dluha dua belas rakaat
niscaya Allah membangunkan sebuah istana untuknya di surga." Hadits
Gharib diriwayatkan oleh Tirmidzi.
Hadits ke-257
'Aisyah
Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
masuk ke rumahku, kemudian beliau sholat Dluha delapan rakaat. Riwayat
Ibnu Hibban dalam kitab shahihnya.
Hadits ke-258
Dari
Abdullah Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam bersabda: "Sholat berjama'ah itu lebih utama dua puluh
tujuh derajat daripada sholat sendirian." Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-259
Menurut riwayat Bukhari-Muslim dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu : "Dua puluh lima bagian."
Hadits ke-260
Demikian juga menurut riwayat Bukhari dari Abu Said, dia berkata: Derajat.
Hadits ke-261
Dari
Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi
wa Sallam bersabda: "Demi Allah yang jiwaku ada di tangan-Nya,
sesungguhnya ingin rasanya aku menyuruh mengumpulkan kayu bakar hingga
terkumpul, kemudian aku perintahkan sholat dan diadzankan buatnya,
kemudian aku perintahkan seseorang untuk mengimami orang-orang itu, lalu
aku mendatangi orang-orang yang tidak menghadiri sholat berjama'ah itu
dan aku bakar rumah mereka. Demi Allah yang jiwaku ada di tangan-Nya,
seandainya salah seorang di antara mereka tahu bahwa ia akan mendapatkan
tulang berdaging gemuk atau tulang paha yang baik niscaya ia akan hadir
(berjamaah) dalam sholat Isya' itu. Muttafaq Alaihi dan lafadznya
menurut riwayat Bukhari.
Hadits ke-262
Dari Abu
Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam bersabda: "Sholat yang paling berat bagi orang-orang munafik
ialah sholat Isya' dan Shubuh. Seandainya mereka tahu apa yang ada pada
kedua sholat itu, mereka akan mendatanginya walaupun dengan merangkak."
Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-263
Dari Abu Hurairah
r.a: Ada seorang laki-laki buta menghadap Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam dan berkata: Ya Rasulullah, sungguh aku ini tidak
mempunyai seorang penuntun yang menuntunku ke masjid. Maka beliau
memberi keringanan padanya. Ketika ia berpaling pulang beliau
memanggilnya dan bertanya: "Apakah engkau mendengar adzan untuk sholat?"
Ia menjawab: Ya. Beliau bersabda: "Kalau begitu, datanglah." Riwayat
Muslim.
Hadits ke-264
Dari Ibnu Abbas
Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Barangsiapa mendengar adzan tetapi ia tidak datang, maka tidak ada
sholat baginya kecuali lantaran udzur." Riwayat Ibnu Majah, Daruquthni,
Ibnu Hibban, dan Hakim dengan sanad yang menurut syarat Muslim. Sebagian
menguatkan bahwa hadits ini mauquf.
Hadits ke-265
Dari
Yazid Ibnu al-Aswad bahwa dia pernah sholat Shubuh bersama Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam Ketika Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam telah usai sholat beliau bertemu dengan dua orang laki-laki yang
tidak ikut sholat. Beliau memanggil kedua orang itu, lalu keduanya
dihadapkan dengan tubuh gemetaran. Beliau bertanya pada mereka: "Apa
yang menghalangimu sehingga tidak ikut sholat bersama kami?" Mereka
menjawab: Kami telah sholat di rumah kami. Beliau bersabda: "Jangan
berbuat demikian, bila kamu berdua telah sholat di rumahmu kemudian kamu
melihat imam belum sholat, maka sholatlah kamu berdua bersamanya karena
hal itu menjadi sunat bagimu." Riwayat Imam Tiga dan Ahmad dengan
lafadz menurut riwayat Ahmad. Hadits shahih menuru Ibnu Hibban dan
Tirmidzi.
Hadits ke-266
Dari Abu Hurairah
Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
bersabda: "Sesungguhnya imam itu dijadikan untuk diikuti. Maka apabila
ia telah bertakbir, bertakbirlah kalian dan jangan bertakbir sebelum ia
bertakbir. Apabila ia telah ruku', maka ruku'lah kalian dan jangan ruku'
sebelum ia ruku'. Apabila ia mengucapkan (sami'allaahu liman hamidah)
maka ucapkanlah (allaahumma rabbanaa lakal hamdu). Apabila ia telah
sujud, sujudlah kalian dan jangan sujud sebelum ia sujud. Apabila ia
sholat berdiri maka sholatlah kalian dengan berdiri dan apabila ia
sholat dengan duduk maka sholatlah kalian semua dengan duduk." Riwayat
Abu Dawud. Lafadznya berasal dari Shahih Bukhari-Muslim.
Hadits ke-267
Dari
Abu Said Al-Khudry Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam melihat para sahabatnya mundur ke belakang. Maka
beliau bersabda: "Majulah kalian dan ikutilah aku, dan hendaknya
orang-orang di belakangmu mengikuti kalian." Riwayat Muslim.
Hadits ke-268
Zaid
Ibnu Tsabit Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam pernah membuat bilik dari tikar, lalu beliau sholat di
dalamnya. Orang-orang mengetahuinya dan mereka datang untuk sholat
bersama beliau. Hadits, dan di dalamnya disebutkan: "Sebagik-baik sholat
seseorang itu di rumahnya kecuali sholat fardlu." Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-269
Dari
Jabir Ibnu Abdullah Radliyallaahu 'anhu bahwa Muadz pernah sholat Isya'
bersama para shahabatnya dan ia memperlama sholat tersebut. Maka
bersabdalah Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam: "Apakah engkau mau
wahai Muadz menjadi seorang pemfitnah? Jika engkau mengimami orang-orang
maka bacalah (washamsyi wadluhaaha), (sabbihisma rabbikal a'laa),
(Iqra' bismi rabbika), dam (wallaili idzaa yaghsyaa)." Muttafaq Alaihi
dan lafadznya menurut Muslim.
Hadits ke-270
Dari
'Aisyah Radliyallaahu 'anhu tentang kisah sholat berjama'ah Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam ketika beliau sakit. 'Aisyah berkata:
Beliau datang dan duduk di sebelah kiri Abu Bakar. Beliau mengimami
jama'ah dengan duduk sedang Abu Bakar berdiri. Abu Bakar mengikuti
sholat Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dan orang-orang mengikuti
sholat Abu Bakar. Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-271
Dari
Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam bersabda: "Apabila seorang di antara kamu mengimami orang-orang
maka hendaknya ia memperpendek sholatnya, karena sesungguhnya di antara
mereka ada yang kecil, besar, lemah, dan yang mempunyai keperluan. Bila
is sholat sendiri, maka ia boleh sholat sekehendaknya." Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-272
Amar
Ibnu Salamah berkata: Ayahku berkata: Aku sampaikan sesuatu yang
benar-benar dari Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam Beliau
bersabda: "Bila waktu sholat telah datang, maka hendaknya seorang di
antara kamu beradzan dan hendaknya orang yang paling banyak menghapal
Qur'an di antara kamu menjadi imam." Amar berkata: Lalu mereka
mencari-cari dan tidak ada seorang pun yang lebih banyak menghapal
Qur'an melebihi diriku, maka mereka memajukan aku (untuk menjadi imam)
padahal aku baru berumur enam atau tujuh tahun. Diriwayatkan oleh
Bukhari, Abu Dawud dan Nasa'i.
Hadits ke-273
Dari
Ibnu Mas'ud Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi
wa Sallam bersabda: "Yang mengimami kaum adalah orang yang paling pandai
membaca al-Qur'an di antara mereka. Jika dalam bacaan mereka sama, maka
yang paling banyak mengetahui tentang Sunnah di antara mereka. Jika
dalam Sunnah mereka sama, maka yang paling dahulu berhijrah di antara
mereka. Jika dalam hijrah mereka sama, maka yang paling dahulu masuk
Islam di antara mereka." Dalam suatu riwayat: "Yang paling tua." "Dan
Janganlah seseorang mengimami orang lain di tempat kekuasaannya dan
janganlah ia duduk di rumahnya di tempat kehormatannya kecuali dengan
seidzinnya." Riwayat Muslim.
Hadits ke-274
Menurut
riwayat Ibnu Majah dari hadits Jabir r.a: "Janganlah sekali-kali
seorang perempuan mengimami orang laki-laki, orang Badui mengimami orang
yang berhijrah, dan orang yang maksiat mengimami orang mu'min."
Sanadnya lemah.
Hadits ke-275
Dari Anas
Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Tertibkanlah barisan (shof)-mu, rapatkanlah jaraknya, dan luruskanlah
dengan leher." Hadits riwayat Abu Dawud dan Nasa'i. Hadits shahih
menurut Ibnu Hibban.
Hadits ke-276
Dari Abu
Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam bersabda: "Sebaik-baik shof laki-laki adalah yang pertama dan
sejelek-jeleknya ialah yang terakhir. Dan sebaik-baik shof perempuan
adalah yang terakhir dan sejelek-jeleknya ialah yang pertama."
Diriwayatkan oleh Muslim.
Hadits ke-277
Ibnu
Abbas Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku pernah sholat bersama Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pada suatu malam. Aku berdiri di samping
kirinya. Lalu beliau memegang kepalaku dari belakang dan memindahkanku
ke sebelah kanannya.
Hadits ke-278
Anas
Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
sholat, lalu aku dan seorang anak yatim berdiri di belakangnya sedang
Ummu Salamah berdiri di belakang kami. Muttafaq Alaihi dan lafadznya
menurut riwayat Bukhari.
Hadits ke-279
Dari Abu
Bakrah Radliyallaahu 'anhu bahwa dia datang kepada Nabi Shallallaahu
'alaihi wa Sallam ketika beliau ruku'. Lalu ia ruku' sebelum mencapai
shof. Maka Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda padanya: "Semoga
Allah menambah keutamaanmu dan jangan mengulanginya." Riwayat Bukhari.
Abu Dawud menambahkan dalam hadits itu: Ia ruku' di belakang shaf
kemudian berjalan menuju shof.
Hadits ke-280
Dari
Wabishoh Ibnu Ma'bad Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam pernah melihat seseorang sholat di belakang shaf
sendirian. Maka beliau menyuruhnya agar mengulangi sholatnya. Riwayat
Ahmad, Abu Dawud dan Tirmidzi. Hadits shahih menurut Ibnu Hibban
Hadits ke-281
Menurut
riwayatnya dari Tholq Ibnu Ali r.a: "Tidak sempurna sholat seseorang
yang sendirian di belakang shaf." Thabrani menambahkan dalam hadits
Wabishoh: "Mengapa engkau tidak masuk dalam shaf mereka atau engkau
tarik seseorang?"
Hadits ke-282
Dari Abu Hurairah
Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Apabila engkau telah mendengar qomat, maka berjalanlah menuju sholat
dengan tenang dan sabar, dan jangan terburu-buru. Apa yang engkau
dapatkan (bersama imam) kerjakan dan apa yang tertinggal darimu
sempurnakan." Muttafaq Alaihi dan lafadznya menurut riwayat Bukhari.
Hadits ke-283
Dari
Ubay Ibnu Ka'ab Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam bersabda: "Sholat seorang bersama seorang lebih baik
daripada sholatnya sendirian, sholat seorang bersama dua orang lebih
baik daripada sholatnya bersama seorang, dan jika lebih banyak lebih
disukai oleh Allah 'Azza wa Jalla." Riwayat Abu Dawud dan Nasa'i. Hadits
shahih menurut Ibnu Hibban.
Hadits ke-284
Dari
Ummu Waraqah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam menyuruhnya untuk mengimami anggota keluarganya. Riwayat Abu
Dawud. Hadits shahih menurut Ibnu Khuzaimah. (287 Dari Anas
Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam meminta
Ibnu Ummu Maktum untuk menggantikan beliau mengimami orang-orang,
padahal ia seorang buta. Diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Dawud.
Hadits ke-285
Hadits serupa juga terdapat dalam riwayat Ibnu Hibban dari 'Aisyah r.a.
Hadits ke-286
Dari
Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam bersabda: "Sholatkanlah orang yang telah mengucapkan laa ilaaha
illallah dan sholatlah di belakang orang yang telah mengucapkan laa
ilaaha illallaah." Riwayat Daruquthni dengan sanad lemah.
Hadits ke-287
Dari
Ali Ibnu Abu Tholib Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila seorang di antara kamu datang untuk
melakukan sholat sedang imam berada dalam suatu keadaan, maka hendaklah
ia mengerjakan sebagaimana yang tengah dikerjakan oleh imam." Riwayat
Tirmidzi dengan sanad yang lemah.
Hadits ke-288
'Aisyah
Radliyallaahu 'anhu berkata: Sholat itu awalnya diwajibkan dua rakaat,
lalu ia ditetapkan sebagai sholat dalam perjalanan, dan sholat di tempat
disempurnakan (ditambah). Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-289
Menurut
riwayat Bukhari: Kemudian beliau hijrah, lalu diwajibkan sholat empat
rakaat, dan sholat dalam perjalanan ditetapkan seperti semula.
Hadits ke-290
Ahmad menambahkan: Kecuali Maghrib karena ia pengganjil sholat siang dan Shubuh karena bacaannya dipanjangkan.
Hadits ke-291
Dari
'Aisyah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
adakalanya mengqashar sholat dalam perjalanan dan adakalanya tidak,
kadangkala puasa dan kadangkala tidak. Riwayat Daruquthni. Para
perawinya dapat dipercaya, hanya saja hadits ini ma'lul. Adapun yang
mahfudh dari 'Aisyah Radliyallaahu 'anhu adalah dari perbuatannya, dan
dia berkata: Sesungguhnya hal itu tidak berat bagiku.
Hadits ke-292
Dari
Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam bersabda: "Sesungguhnya Allah suka bila rukhshoh (keringanan)-Nya
dilaksanakan sebagaimana Dia benci bila maksiatnya dilaksanakan."
Riwayat Ahmad. Hadits shahih menurut Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban.
Dalam suatu riwayat: "Sebagaimana Dia suka bila perintah-perintah-Nya
yang keras dilakukan."
Hadits ke-293
Anas
Radliyallaahu 'anhu berkata: Adalah Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam bila keluar bepergian sejauh tiga mil atau farsakh, beliau sholat
dua rakaat. Riwayat Muslim.
Hadits ke-294
Anas
Radliyallaahu 'anhu berkata: Pernah kami keluar bersama Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dari Madinah ke Mekkah. Beliau selalu
sholat dua rakaat-dua rakaat sampai kami kembali ke Madinah. Muttafaq
Alaihi dan lafadznya menurut Bukhari.
Hadits ke-295
Ibnu
Abbas Radliyallaahu 'anhu berkata: Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
menetap selama 19 hari, beliau mengqashar sholat. Dalam lafadz hadits
lain: Di Mekkah selama 19 hari. Riwayat Bukhari. Dan dalam suatu riwayat
menurut Abu Dawud: Tujuh belas hari. Dalam riwayat lain: Lima belas
hari.
Hadits ke-296
Menurut riwayat Bukhari dari Imran Ibnu Hushoin Radliyallaahu 'anhu : Delapan belas hari.
Hadits ke-297
Menurut
riwayatnya pula dari Jabir Radliyallaahu 'anhu : Beliau menetap di
Tabuk 20 hari mengqashar sholat. Para perawinya dapat di percaya tetapi
diperselisihkan maushul-nya.
Hadits ke-298
Anas
Radliyallaahu 'anhu berkata: Biasanya Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam bila berangkat dalam bepergian sebelum matahari tergelincir,
beliau mengakhirkan sholat Dhuhur hingga waktu Ashar. Kemudian beliau
turun dan menjamak kedua sholat itu. Bila matahari telah tergelincir
sebelum beliau pergi, beliau sholat Dhuhur dahulu kemudian naik
kendaraan. Muttafaq Alaihi. Dalam suatu hadits riwayat Hakim dalam kitab
al-Arba'in dengan sanad shahih: Beliau sholat Dhuhur dan Ashar kemudian
naik kendaraan. Dalam riwayat Abu Nu'aim dalam kitab Mustakhroj Muslim:
Bila beliau dalam perjalanan dan matahari telah tergelincir, beliau
sholat Dhuhur dan Ashar dengan jamak, kemudian berangkat.
Hadits ke-299
Muadz
Radliyallaahu 'anhu berkata: Kami pernah pergi bersama Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dalam perang Tabuk. Beliau Sholat Dhuhur
dan Ashar dengan jamak serta Maghrib dan Isya' dengan jamak. Riwayat
Muslim.
Hadits ke-300
Dari Ibnu Abbas
Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
bersabda: "Jangan mengqashar sholat kurang dari empat burd, yakni dari
Mekkah ke Usfan." Diriwayatkan oleh Daruquthni dengan sanad lemah.
Menurut pendapat yang benar hadits ini mauquf sebagaimana yang
dikeluarkan oleh Ibnu Khuzaimah.
Hadits ke-301
Dari
Jabir Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam bersabda: "Sebaik-baik umatku adalah mereka yang bila berbuat
kesalahan memohon ampunan dan bila bepergian mengqashar sholat dan
membatalkan puasa." Dikeluarkan oleh Thabrani dalam Ausath dengan sanad
yang lemah. Hadits tersebut juga terdapat dalam Mursal Said Ibnu
al-Musayyab dengan ringkas.
Hadits ke-302
Imam
Ibnu Hushoin Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku mempunyai penyakit
bawasir, bila aku menanyakan kepada Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
tentang cara sholat. Beliau bersabda: "Sholatlah dengan berdiri, jika
tidak mampu maka dengan duduk, dan jika tidak mampu maka dengan
berbaring." Riwayat Bukhari.
Hadits ke-303
Jabir
r.a: Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah menjenguk orang sakit.
Beliau melihat orang itu sedang sholat di atas bantal, lalu beliau
membuangnya. Beliau bersabda: "Sholatlah di atas tanah bila engkau
mampu, jika tidak maka pakailah isyarat, dan jadikan (isyarat) sujudmu
lebih rendah daripada (isyarat) ruku'mu." Riwayat Baihaqi dan Abu Hatim
membenarkan bahwa hadits ini mauquf.
Hadits ke-304
'Aisyah
Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku melihat Nabi Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam sholat dengan bersila. Riwayat Nasa'i. Menurut Al-Hakim hadits
tersebut shahih.
Hadits ke-305
Abdullah Ibnu Umar
dan Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu berkata bahwa mereka berdua
mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda di atas
kayu mimbarnya: "Hendaknya orang-orang itu benar-benar berhenti
meninggalkan sholat Jum'at, atau Allah akan menutup hati mereka,
kemudian mereka benar-benar termasuk orang-orang yang lupa."
Diriwayatkan oleh Muslim.
Hadits ke-306
Salamah
Ibnu Al-Akwa' Radliyallaahu 'anhu berkata: Kami sholat bersama
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam hari Jum'at, kemudian kami
bubar pada saat tembok-tembok tidak ada bayangan untuk berteduh.
Muttafaq Alaihi dan lafadznya menurut Bukhari. Dalam lafadz menurut
riwayat Muslim: Kami sholat Jum'at bersama beliau ketika matahari
tergelincir kemudian kami pulang sambil mencari-cari tempat berteduh.
Hadits ke-307
Sahal
Ibnu Sa'ad Radliyallaahu 'anhu berkata: Kami tidak pernah tidur siang
dan makan siang kecuali setelah (sholat) Jum'at. Muttafaq Alaihi dengan
lafadz menurut riwayat Muslim. Dalam riwayat lain disebutkan: Pada jaman
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
Hadits ke-308
Dari
Jabir Radliyallaahu 'anhu bahwa ketika Nabi Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam sedang khutbah berdiri, datanglah kafilah dagang dari negeri
Syam. Lalu orang-orang menyongsongnya sehingga (dalam masjid) hanya
tinggal dua belas orang. Diriwayatkan oleh Muslim.
Hadits ke-309
Dari
Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam bersabda: "Barangsiapa mendapatkan satu rakaat dari sholat Jum'at
atau sholat lainnya, maka hendaklah ia menambah rakaat lainnya yang
kurang, dan dengan itu sempurnalah sholatnya." Riwayat Nasa'i, Ibnu
Majah dan Daruquthni. Lafadz hadits menurut riwayat Daruquthni. Sanadnya
shahih tetapi Abu Hatim menguatkan ke-mursal-an hadits ini.
Hadits ke-310
Dari
Jabir Ibnu Samurah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi
wa Sallam berkhutbah dengan berdiri, lalu duduk, kemudian bangun dan
berkhotbah dengan berdiri lagi. Maka barangsiapa memberi tahu engkau
bahwa beliau berkhutbah dengan duduk, maka ia telah bohong. Dikeluarkan
oleh Muslim.
Hadits ke-311
Jabir Ibnu Abdullah
Radliyallaahu 'anhu berkata: Adalah Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam bila berkhotbah memerah kedua matanya, meninggi suaranya, dan
mengeras amarahnya seakan-akan beliau seorang komandan tentara yang
berkata: Musuh akan menyerangmu pagi-pagi dan petang. Beliau bersabda:
"Amma ba'du, sesungguhnya sebaik-baik perkataan ialah Kitabullah
(al-Qur'an), sebaik-baiknya petunjuk ialah petunjuk Muhammad,
sejelek-jelek perkara ialah yang diada-adakan (bid'ah), dan setiap
bid'ah itu sesat." Diriwayatkan oleh Muslim. Dalam suatu riwayatnya yang
lain: Khutbah Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pada hari Jum'at
ialah: Beliau memuji Allah dan mengagungkan-Nya, kemudian beliau
mengucapkan seperti khutbah di atas dan suaru beliau keras. Dalam suatu
riwayatnya yang lain. "Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka
tiada orang yang dapat menyesatkannya dan barangsiapa yang disesatkan
oleh Allah, maka tiada orang yang dapat memberikan hidayah padanya."
Menurut riwayat Nasa'i: "Dan setiap kesesatan itu tempatnya di neraka."
Hadits ke-312
Ammar
Ibnu Yasir Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Sesungguhnya lamanya sholat
seseorang dan pendek khutbahnya adalah pertanda akan pemahamannya (yang
mendalam)." Riwayat Muslim.
Hadits ke-313
Ummu
Hisyam Binti Haritsah Ibnu Al-Nu'man Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku
tidak menghapal (Qof. Walqur'anil Majiid kecuali dari lidah Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam yang beliau baca setiap Jum'at di atas
mimbar ketika berkhutbah di hadapan orang-orang. Riwayat Muslim.
Hadits ke-314
Dari
Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam bersabda: "Barangsiapa berbicara pada sholat Jum'at ketika imam
sedang berkhutbah, maka ia seperti keledai yang memikul kitab-kitab. Dan
orang yang berkata: Diamlah, tidak ada Jum'at baginya." Diriwayatkan
oleh Ahmad dengan sanad tidak apa-apa, sebab ia menafsirkan hadits Abu
Hurairah yang marfu' dalam shahih Bukhari-Muslim.
Hadits ke-315
"Jika engkau berkata pada temanmu "diamlah" pada sholat Jum'at sedang imam sedang berkhutbah, maka engkau telah sia-sia."
Hadits ke-316
Jabir
Radliyallaahu 'anhu berkata: Ada seorang laki-laki masuk pada waktu
sholat Jum'at di saat Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam sedang
berkhutbah. Maka bertanyalahg beliau: "Engkau sudah sholat?" Ia
menjawab: Belum. Beliau bersabda: "Berdirilah dan sholatlah dua rakaat."
Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-317
Dari Ibnu Abbas
Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pada
sholat Jum'at biasanya membaca surat al-Jumu'ah dan al-Munafiqun.
Diriwayatkan oleh Muslim.
Hadits ke-318
Dalam
riwayatnya pula (Muslim) bahwa Nu'man Ibnu Basyir Radliyallaahu 'anhu
berkata: Biasanya beliau pada sholat dua 'Id dan Jum'at membaca
(Sabbihisma rabbikal a'laa) dan (Hal ataaka haditsul ghoosyiyah).
Hadits ke-319
Zaid
Ibnu Arqom Radliyallaahu 'anhu berkata: Nabi Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam sholat 'Id, kemudian beliau memberi keringanan untuk sholat
Jum'at, lalu bersabda: "Barangsiapa hendak sholat, sholatlah." Riwayat
Imam Lima kecuali Tirmidzi. Hadits shahih menurut Ibnu Khuzaimah.
Hadits ke-320
Dari
Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi
wa Sallam bersabda: "Apabila seorang di antara kamu sholat Jum'at,
hendaknya ia sholat setelah itu empat rakaat." Riwayat Muslim
Hadits ke-321
Dari
Saib Ibnu Yazid Radliyallaahu 'anhu bahwa Muawiyah Radliyallaahu 'anhu
pernah berkata kepadanya: Jika engkau telah sholat Jum'at maka janganlah
engkau menyambungnya dengan sholat lain hingga engkau berbicara atau
keluar, karena Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam memerintahkan
kami demikian, yakni: Janganlah kita menyambung suatu sholat dengan
sholat lain sehingga kita berbicara atau keluar. Riwayat Muslim.
Hadits ke-322
Dari
Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi
wa Sallam bersabda: "Barangsiapa mandi kemudian mendatangi sholat
Jum'at, lalu sholat semampunya, kemudian diam sampai sang imam selesai
dari khutbahnya, kemudian sholat bersama imam, maka diampuni
dosa-dosanya antara Jum'at itu dan Jum'at berikutnya serta tiga hari
setelahnya." Riwayat Muslim.
Hadits ke-323
Dari
Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi
wa Sallam setelah menyebut hari Jum'at beliau bersabda: "Pada hari itu
ada suatu saat jika bertepatan seorang hamba muslim berdiri untuk sholat
memohon kepada Allah, maka niscaya Allah akan memberikannya sesuatu."
Kemudian beliau memberi isyarat dengan tangannya bahwa saat itu
sebentar. Muttafaq Alaihi. Dalam suatu riwayat Muslim: "Ia adalah saat
yang pendek."
Hadits ke-324
Abu Burdah dari
ayahnya Radliyallaahu 'anhu berkata: "Aku mendengar Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Saat (waktu) itu ialah antara
duduknya imam hingga dilaksanakannya sholat." Riwayat Muslim. Daruquthni
menguatkan bahwa hadits tersebut dari perkataan Abu Burdah sendiri.
Hadits ke-325
Dari
hadits Abdullah Ibnu Salam menurut riwayat Ibnu Majah -- dan dari Jabir
menurut riwayat Abu Dawud dan Nasa'i: "Bahwa saat tersebut adalah
antara sholat Ashar hingga terbenamnya matahari." Hadits ini
dipertentangkan lebih dari empat puluh pendapat yang telah saya (Ibnu
Hajar) rangkum dalam Syarah Bukhari.
Hadits ke-326
Jabir
Radliyallaahu 'anhu berkata: Sunnah telah berlaku bahwa pada setiap
empat puluh orang ke atas wajib mendirikan sholat Jum'at. Riwayat
Daruquthni dengan sanad lemah.
Hadits ke-327
Dari
Samurah Ibnu Jundab, bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam memohon
ampunan untuk orang-orang yang beriman baik laki-laki maupun perempuan
pada setiap Jum'at. Diriwayatkan oleh al-Bazzar dengan sanad lemah.
Hadits ke-328
Dari
Jabir Ibnu Samurah bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pada saat
khutbah membaca ayat-ayat Qur'an untuk memberi peringatan kepada
orang-orang. Riwayat Abu Dawud dan asalnya dalam riwayat Muslim.
Hadits ke-329
Dari
Thariq Ibnu Syihab bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
bersabda: "Sholat Jum'at itu hak yang wajib bagi setiap Muslim dengan
berjama'ah kecuali empat orang, yaitu: budak, wanita, anak kecil, dan
orang yang sakit." Riwayat Abu Dawud. Dia berkata: Thoriq tidak
mendengarnya dari Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam Dikeluarkan oleh
Hakim dari riwayat Thariq dari Abu Musa.
Hadits ke-330
Dari
Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam bersabda: "Seorang yang bepergian itu tidak wajib sholat Jum'at."
Riwayat Thabrani dengan sanad lemah.
Hadits ke-331
Abdullah
Ibnu Mas'ud Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam apabila telah duduk di atas Mimbar, maka beliau
berhadapan dengan muka kami. Riwayat Tirmidzi dengan sanad lemah.
Hadits ke-332
Menurut Ibnu Khuzaimah hadits tersebut mempunyai saksi dari hadits Bara'.
Hadits ke-333
Hakam
Ibnu Hazn Radliyallaahu 'anhu berkata: Kami mengalami sholat Jum'at
bersama Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, beliau berdiri dengan
memegang tongkat atau busur panah." Riwayat Abu Dawud.
Hadits ke-334
Dari
Sholeh Ibnu Khuwwat Radliyallaahu 'anhu dari seseorang yang pernah
sholat Khouf (sholat dalam keadaan takut atau perang) bersama Nabi
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pada hari perang Dzatir Riqo': Bahwa
sekelompok sahabat Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam berbaris bersama
beliau dan sekelompok lain menghadapi musuh. Lalu beliau sholat bersama
mereka (kelompok yang berbaris) satu rakaat, kemudian beliau tetap
berdiri dan mereka menyelesaikan sholatnya masing-masing. Lalu mereka
bubar dan berbaris menghadapi musuh. Datanglah kelompok lain dan beliau
sholat satu rakaat yang tersisa, kemudian beliau tetap duduk dan mereka
meneruskan sendiri-sendiri, lalu beliau salam bersama mereka. Muttafaq
Alaihi dan lafadznya menurut riwayat Muslim. Hadits ini juga terdapat
dalam kitab al-Ma'rifah karangan Ibnu Mandah, dari sholeh Ibnu Khuwwat
dari ayahnya.
Hadits ke-335
Ibnu Umar
Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku berperang bersama Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam di jalan menuju Najed. Kami menghadapi
musuh dan berbaris menghadapi mereka. Maka berdirilah Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dan sholat bersama kami, sekelompok
berdiri bersama beliau dan sekelompok lain menghadapi musuh. Beliau
sholat satu rakaat dengan kelompok yang bersama beliau dan sujud dua
kali, kemudian mereka berpaling menuju tempat kelompok yang belum
sholat. Lalu mereka datang dan beliau sholat satu rakaat dan sujud dua
kali. Muttafaq Alaihi dan lafadznya menurut riwayat Bukhari.
Hadits ke-336
Jabir
Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku pernah sholat Khouf bersama Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam Kami berbaris dua barisan, satu barisan
di belakang Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, sedang musuh
berada di antara kami dan kiblat. Ketika Nabi takbir kami semua ikut
takbir, kemudian beliau ruku' dan kami semua ikut ruku', ketika beliau
mengangkat kepala (i'tidal) dari ruku' kami semua mengangkat kepala,
kemudian beliau sujud bersama barisan yang ada di belakangnya, sedang
barisan lain tetap berdiri menghadapi musuh. Ketika beliau selesai sujud
berdirilah barisan yang ada di belakangnya. Jabir menyebut hadits
tersebut. Dalam suatu riwayat lain: Kemudian beliau sujud dan sujud pula
barisan pertama, ketika mereka berdiri sujudlah barisan kedua. Kemudian
perawi menyebutkan hadits yang serupa dengan hadits tadi, dan di akhir
hadits disebutkan: Kemudian Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam salam
dan kami semua ikut salam. Diriwayatkan oleh Muslim.
Hadits ke-337
Menurut riwayat Abu Dawud dari Abu Ayyasy al-Zuraqiy ditambahkan: Kejadian itu di Usfan.
Hadits ke-338
Menurut
riwayat Nasa'i dari jalan lain, dari Jabir Radliyallaahu 'anhu bahwa
Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam sholat dengan sekelompok sahabatnya
dua rakaat, lalu beliau salam, kemudian sholat dengan kelompok lain dua
rakaat, lalu salam.
Hadits ke-339
Hadits serupa diriwayatkan oleh Abu Dawud dari Abu Bakrah.
Hadits ke-340
Dari
Hudzaifah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
sholat khouf dengan mereka satu rakaat dan dengan mereka yang lain satu
rakaat, dan mereka tidak mengqadla. Riwayat Ahmad, Abu Dawud dan
Nasa'i. Hadits shahih menurut Ibnu Hibban.
Hadits ke-341
Hadits serupa diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah dari Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu
Hadits ke-342
Dari
Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam bersabda: "Sholat khouf itu satu rakaat dalam keadaan
bagaimanapun." Riwayat Al-Bazzar dengan sanad yang lemah.
Hadits ke-343
Dari
Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu dalam hadits yang marfu': Dalam sholat
khouf tidak ada sujud sahwi. Dikeluarkan oleh Daruquthni dengan sanad
yang lemah.
Hadits ke-344
Dari 'Aisyah
Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
bersabda: "Hari Raya Fithri adalah hari orang-orang berbuka dan hari
raya Adlha adalah hari orang-orang berkurban." Riwayat Tirmidzi.
Hadits ke-345
Dari
Abu Umairah Ibnu Anas Ibnu Malik Radliyallaahu 'anhu dari
paman-pamannya di kalangan shahabat bahwa suatu kafilah telah datang,
lalu mereka bersaksi bahwa kemarin mereka telah melihat hilal (bulan
sabit tanggal satu), maka Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
memerintahkan mereka agar berbuka dan esoknya menuju tempat sholat
mereka. Riwayat Ahmad dan Abu Dawud. Lafadznya menurut Abu Dawud dan
sanadnya shahih.
Hadits ke-346
Anas Radliyallaahu
'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam tidak
berangkat (menuju tempat sholat) pada hari raya Fithri, sehingga beliau
memakan beberapa buah kurma. Dikeluarkan oleh Bukhari. Dan dalam riwayat
mu'allaq (Bukhari) yang bersambung sanadnya menurut Ahmad: Beliau
memakannya satu persatu.
Hadits ke-347
Dari Ibnu
Buraidah dari ayahnya Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam tidak keluar pada hari raya Fithri sebelum makan dan
tidak makan pada hari raya Adlha sebelum sholat. Riwayat Ahmad dan
Tirmidzi. Hadits shahih menurut Ibnu Hibban.
Hadits ke-348
Ummu
Athiyyah Radliyallaahu 'anhu berkata: Kami diperintahkan mengajak
keluar gadis-gadis dan wanita-wanita haid pada kedua hari raya untuk
menyaksikan kebaikan dan dakwah kaum muslimin, wanita-wanita yang haid
itu terpisah dari tempat sholat. Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-349
Ibnu
Umar Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam, Abu Bakar, dan Umar selalu sholat dua hari raya Fithri dan Adlha
sebelum khutbah. Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-350
Dari
Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam sholat pada hari raya dua rakaat, beliau tidak melakukan sholat
sebelum dan setelahnya. Dikeluarkan oleh Imam Tujuh.
Hadits ke-351
Dari
Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam sholat hari raya tanpa adzan dan qomat. Dikeluarkan oleh Abu
Dawud dan asalnya dalam riwayat Bukhari.
Hadits ke-352
Dari
Abu Said Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
tidak melakukan sholat apapun sebelum sholat hari raya, bila beliau
kembali ke rumahnya beliau sholat dua rakaat. Diriwayatkan oleh Ibnu
Majah dengan sanad hasan.
Hadits ke-353
Dari Abu
Said Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
keluar pada hari raya Fithri dan Adlha ke tempat sholat, sesuatu yang
beliau dahulukan adalah sholat, kemudian beliau berpaling dan berdiri
menghadap orang-orang, orang-orang masih tetap pada shafnya, lalu beliau
memberikan nasehat dan perintah kepada mereka. Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-354
Dari
Amar Ibnu Syuaib dari ayahnya dari kakeknya Radliyallaahu 'anhu bahwa
Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Takbir dalam sholat hari
raya Fithri adalah tujuh kali pada rakaat pertama dan lima kali pada
rakaat kedua, dan bacalah al-fatihah dan surat adalah setelah
kedua-duanya." Dikeluarkan oleh Abu Dawud, Tirmidzi mengutipnya dari
shahih Bukhari.
Hadits ke-355
Dari Abu waqid
al-Laitsi Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
dalam sholat hari raya Fithri dan Adlha biasanya membaca surat Qof dan
Iqtarabat. Dikeluarkan oleh Muslim.
Hadits ke-356
Jabir
Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
pada hari raya biasanya mengambil jalan yang berlainan. Dikeluarkan oleh
Bukhari.
Hadits ke-357
Abu Dawud juga meriwayatkan hadits serupa dari Ibnu Umar.
Hadits ke-358
Dari
Anas Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam tiba di Madinah dan mereka (penduduk Madinah) mempunyai dua hari
untuk bermain-main. Maka beliau bersabda: "Allah telah menggantikan dua
hari tersebut dengan dua hari yang lebih baik, yaitu hari raya Adlha dan
Fithri." Dikeluarkan oleh Abu Dawud dan Nasa'i dengan sanad yang
shahih.
Hadits ke-359
Ali Radliyallaahu 'anhu
berkata: Termasuk sunnah Rasul adalah keluar menuju sholat hari raya
dengan berjalan kaki. Hadits hasan riwayat Tirmidzi.
Hadits ke-360
Dari
Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa mereka mengalami hujan pada hari
raya, maka Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam sholat hari raya bersama
mereka di masjid. Riwayat Abu Dawud dengan sanad lemah.
Hadits ke-361
Al-Mughirah
Ibnu Syu'bah Radliyallaahu 'anhu berkata: Pada zaman Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah terjadi gerhana matahari yaitu
pada hari wafatnya Ibrahim. Lalu orang-orang berseru: Terjadi gerhana
matahari karena wafatnya Ibrahim. Maka Rasulullah Shallallaahu 'alaihi
wa Sallam bersabda: "Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di
antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Keduanya tidak terjadi gerhana
karena kematian dan kehidupan seseorang. Jika kalian melihat keduanya
berdo'alah kepada Allah dan sholatlah sampai kembali seperti semula."
Muttafaq Alaihi. Menurut riwayat Bukhari disebutkan: "Sampai terang
kembali."
Hadits ke-362
Menurut riwayat Bukhari
dari hadits Abu Bakrah Radliyallaahu 'anhu : "Maka sholatlah dan
berdoalah sampai kejadian itu selesai atasmu."
Hadits ke-363
Dari
'Aisyah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
mengeraskan bacaannya dalam sholat gerhana, beliau sholat empat kali
ruku' dalam dua rakaat dan empat kali sujud. Muttafaq Alaihi dan
lafadznya menurut Muslim. Dalam riwayat Muslim yang lain: Lalu beliau
menyuruh seorang penyeru untuk menyerukan: Datanglah untuk sholat
berjama'ah.
Hadits ke-364
Ibnu Abbas
Radliyallaahu 'anhu berkata: Terjadi gerhana matahari pada zaman
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, maka beliau sholat, beliau
berdiri lama sekitar lamanya bacaan surat al-Baqarah, kemudian ruku'
lama, lalu bangun dan berdiri lama namun lebih pendek dibandingkan
berdiri yang pertama, kemudian ruku' lama namun lebih pendek dibanding
ruku' yang pertama, lalu sujud, kemudian berdiri lama namun lebih pendek
dibanding berdiri yang pertama, lalu ruku' lama namun lebih pendek
dibandingkan ruku' yang pertama, kemudian bangun dan berdiri lama namun
lebih pendek dibanding berdiri yang pertama, lalu ruku' lama namun lebih
pendek dibanding ruku' yang pertama, kemudian beliau mengangkat kepala
lalu sujud, kemudian selesailah dan matahari telah terang, lalu beliau
berkhutbah di hadapan orang-orang. Muttafaq Alaihi dan lafadznya menurut
Bukhari. Dalam suatu riwayat Muslim: Beliau sholat ketika terjadi
gerhana matahari delapan ruku' dalam empat sujud.
Hadits ke-365
Dari Ali Radliyallaahu 'anhu juga ada hadits semisalnya.
Hadits ke-366
Dalam riwayat Bukhari dari Jabir: Beliau sholat enam ruku' dengan empat sujud.
Hadits ke-367
Menurut
riwayat Abu Dawud dari Ubay Ibnu Ka'ab Radliyallaahu 'anhu : Beliau
sholat lalu ruku' lima kali dan sujud dua kali, dan melakukan pada
rakaat kedua seperti itu.
Hadits ke-368
Ibnu
Abbas Radliyallaahu 'anhu berkata: Tidak berhembus angin sedikitpun
kecuali Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam berlutut di atas kedua
lututnya, seraya berdoa: "Ya Allah jadikan ia rahmat dan jangan jadikan
ia siksa." Riwayat Syafi'i dan Thabrani. Dari dia Radliyallaahu 'anhu :
Bahwa beliau sholat dengan enam ruku' dan empat sujud ketika terjadi
gempa bumi, dan beliau bersabda: "Beginilah cara sholat (jika terlihat)
tanda kekuasaan Allah." Diriwayatkan oleh Baihaqi. Syafi'i juga menyebut
hadits seperti itu dari Ali Ibnu Abu Thalib namun tanpa kalimat
akhirnya.
Hadits ke-369
Ibnu Abbas Radliyallaahu
'anhu berkata: Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam keluar dengan rendah
diri, berpakaian sederhana, khusyu', tenang, berdoa kepada Allah, lalu
beliau sholat dua rakaat seperti pada sholat hari raya, beliau tidak
berkhutbah seperti pada sholat hari raya, beliau tidak berkhutbah
seperti khutbahmu ini. Riwayat Imam Lima dan dinilai shahih oleh
Tirmidzi, Abu Awanah, dan Ibnu Hibban.
Hadits ke-370
Dari
'Aisyah Radliyallaahu 'anhu : Bahwa orang-orang mengadu kepada
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam tentang tidak turunnya hujan.
Beliau menyuruh mengambil mimbar dan meletakkannya di tempat sholat,
lalu beliau menetapkan hari dimana orang-orang harus keluar. Beliau
keluar ketika mulai tampak sinar matahari. Beliau duduk di atas mimbar,
bertakbir dan memuji Allah, kemudian beliau bersabda: "Sesungguhnya
kalian telah mengadukan kekeringan negerimu padahal Allah telah
memerintahkan kalian agar berdoa kepada-Nya dan Dia berjanji akan
mengabulkan doamu. Lalu beliau berdoa, segala puji bagi Allah Tuhan
sekalian alam, yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang merajai hari
pembalasan, tidak ada Tuhan selain Allah yang melakukan apa yang Ia
kehendaki, ya Allah Engkaulah Allah tidak ada Tuhan selain Engkau,
Engkau Mahakaya dan kami orang-orang fakir, turunkanlah pada kami hujan,
dan jadikan apa yang Engkau turunkan sebagai kekuatan dan bekal hingga
suatu batas yang lama." Kemudian beliau mengangkat kedua tangannya terus
menerus hingga tampak warna putih kedua ketiaknya, lalu beliau masih
membelakangi orang-orang dan membalikkan selendangnya dan beliau masih
mengangkat kedua tangannya. Kemudian beliau menghadap orang-orang dan
turun, lalu sholat dua rakaat. Lalu Allah mengumpulkan awan, kemudian
terjadi guntur dan kilat, lalu turun hujan. Riwayat Abu Dawud. Dia
berkata: Hadits ini gharib dan sanadnya baik.
Hadits ke-371
Mengenai
kisah membalikkan selendang dalam shahih Bukhari dari hadits Abdullah
Ibnu Zaid di dalamnya disebutkan: Lalu beliau menghadap kiblat dan
berdoa, kemudian sholat dua rakaat dengan bacaan yang keras.
Hadits ke-372
Menurut
riwayat Daruquthni dari hadits mursal Abu Ja'far al-Baqir: Beliau
membalikkan selendang itu agar musim kemarau berganti (dengan musim
hujan).
Hadits ke-373
Dari Anas bahwa ada seorang
laki-laki masuk ke masjid pada hari Jum'at di saat Nabi Shallallaahu
'alaihi wa Sallam berdiri memberikan khutbah, lalu orang itu berkata: Ya
Rasulullah, harta benda telah binasa, jalan-jalan putus, maka berdoalah
kepada Allah agar Dia memberikan kita hujan. Lalu beliau mengangkat
kedua tangannya dan berdoa: "Ya Allah turunkanlah hujan pada kami, ya
Allah turunkanlah hujan kepada kami." Lalu dia meneruskan hadits itu dan
didalamnya ada doa agar Allah menahan awan itu. Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-374
Dari
Anas bahwa Umar Radliyallaahu 'anhu bila orang-orang ditimpa kemarau ia
memohon hujan dengan tawasul (perantaraan Abbas Ibnu Abdul Mutholib. Ia
berdoa: Ya Allah, sesungguhnya kami dahulu memohon hujan kepada-Mu
dengan perantaraan Nabi kami, lalu Engkau beri kami hujan, dan sekarang
kami bertawasul kepada-Mu dengan paman Nabi kami, maka berilah kami
hujan. Lalu diturunkan hujan kepada mereka. Riwayat Bukhari.
Hadits ke-375
Dari
dia Radliyallaahu 'anhu bahwa dia berkata: Kami bersama Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah kehujanan, lalu beliau membuka
bajunya sehingga badan beliau terkena hujan. Beliau bersabda:
"Sesungguhnya hujan ini baru datang dari Tuhannya." Riwayat Muslim.
Hadits ke-376
Dari
'Aisyah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
bila melihat hujan, beliau berdoa: "Ya Allah curahkanlah hujan yang
bermanfaat." Dikeluarkan oleh Bukhari-Muslim.
Hadits ke-377
Dari
Sa'ad Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
berdoa sewaktu memohon hujan: "Ya Allah ratakanlah bagi kami awan yang
tebal, berhalilintar, yang deras, berkilat, yang menghujani kami dengan
rintik-rintik, butir-butir kecil yang banyak siramannya, wahai Dzat yang
Maha Agung dan Mulia." Riwayat Abu Awanah dalam kitab shahihnya.
Hadits ke-378
Dari
Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi
wa Sallam bersabda: "Nabi Sulaiman pernah keluar untuk memohon hujan,
lalu beliau melihat seekor semut terlentang di atas punggungnya dengan
kaki-kakinya terangkat ke langit seraya berkata: "Ya Allah kami adalah
salah satu makhluk-Mu yang bukan tidak membutuhkan siraman airmu. Maka
Nabi Sulaiman berkata: Pulanglah, kamu benar-benar akan diturunkan hujan
karena doa makhluk selain kamu."
Hadits ke-379
Dari
Anas Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
memohon hujan, lalu beliau memberi isyarat dengan punggung kedua telapak
tangannya ke langit. Dikeluarkan oleh Muslim.
Hadits ke-380
Dari
Abu Amir al-Asy'ari Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam bersabda: "Sesungguhnya akan ada di antara umatku kaum
yang menghalalkan kemaluan dan sutra." Riwayat Abu Dawud dan asalnya
dalam riwayat Bukhari.
Hadits ke-381
Hudzaifah
Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
melarang kami minum dan makan dalam tempat terbuat dari emas dan perak,
memakai pakaian dari sutera tipis dan tebal, serta duduk di atasnya.
Riwayat Bukhari.
Hadits ke-382
Umar Radliyallaahu
'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melarang
memakai sutera kecuali sebesar dua, tiga, atau empat jari. Muttafaq
Alaihi dan lafadznya menurut Muslim.
Hadits ke-383
Dari
Anas Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
memberi keringanan kepada Abdurrahman Ibnu Auf dan Zubair untuk memakai
pakaian sutera dalam suatu bepergian karena penyakit gatal yang menimpa
mereka. Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-384
Ali
Radliyallaahu 'anhu berkata: Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah
memberiku pakaian dari campuran sutera. Lalu aku keluar dengan
menggunakan pakaian itu dan kulihat kemarahan di wajah beliau, maka aku
bagikan pakaian itu kepada wanita-wanita di rumahku. Muttafaq Alaihi dan
lafadz hadits ini menurut Muslim.
Hadits ke-385
Dari
Abu Musa Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam bersabda: "Emas dan sutera itu dihalalkan bagi kaum wanita umatku
dan diharamkan bagi kaum prianya." Riwayat Ahmad, Nasa'i dan Tirmidzi.
Hadits shahih menurut Tirmidzi.
Hadits ke-386
Dari
Imran Ibnu Hushoin Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi
wa Sallam bersabda: "Sesungguhnya Allah itu senang bila memberikan suatu
nikmat kepada hamba-Nya, Dia melihat bekas nikmat-Nya itu padanya."
Riwayat Baihaqi.
Hadits ke-387
Dari Ali
Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
melarang memakai pakaian yang ada suteranya dan yang dicelup kuning.
Riwayat Muslim.
Hadits ke-388
Abdullah Ibnu Amar
Radliyallaahu 'anhu berkata: Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melihat
kepadaku dua pakaian yang dicelup kuning, lalu beliau bertanya: "Apakah
ibumu menyuruhmu seperti ini?" Riwayat Muslim.
Hadits ke-389
Dari
Asma Binti Abu Bakar Radliyallaahu 'anhu bahwa dia mengeluarkan jubah
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam yang saku, dua lengan, dan dua
belahannya bersulam sutera. Riwayat Abu Dawud. Asalnya dari riwayat
Muslim, dan dia menambahkan: Jubah itu disimpan di tempat 'Aisyah
Radliyallaahu 'anhu hingga dia wafat, lalu aku mengambilnya. Nabi
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam biasa mengenakannya dan kami mencucinya
untuk mengobati orang sakit. Bukhari menambahkan dalam kitab al-Adabul
Mufrad: Beliau biasa mengenakannya untuk menemui utusan di hari Jum'at.
********************************
Baca Juga :
Bulughul Marom ( 1. Kitab Thoharoh )
Bulughul Marom ( 3. Kitab Jenazah )
Bulughul Marom ( 4. Kitab Zakat )
Bulughul Marom ( 5. Kitab Haji )
Bulughul Marom ( 6. Kitab Puasa )
Bulughul Marom ( 7. Kitab Jual-Beli )
Bulughul Marom ( 8. Kitab Nikah )
Bulughul Marom ( 9. Kitab Pidana )
Bulughul Marom ( 10. Kitab Hukuman )
Bulughul Marom ( 11. Kitab Jihad )
Bulughul Marom ( 12. Kitab Makanan )
Bulughul Marom ( 13. Kitab Sumpah dan Nadzar )
Bulughul Marom ( 14. Kitab Putus Perkara )
Bulughul Marom ( 15. Kitab Budak )
Bulughul Marom ( 16. Kitab Adab dan Kesopanan )
Terimakasih Telah Berkunjung Di Blog Kami, Semoga Bermanfaat.
********************************
Baca Juga :
Bulughul Marom ( 1. Kitab Thoharoh )
Bulughul Marom ( 3. Kitab Jenazah )
Bulughul Marom ( 4. Kitab Zakat )
Bulughul Marom ( 5. Kitab Haji )
Bulughul Marom ( 6. Kitab Puasa )
Bulughul Marom ( 7. Kitab Jual-Beli )
Bulughul Marom ( 8. Kitab Nikah )
Bulughul Marom ( 9. Kitab Pidana )
Bulughul Marom ( 10. Kitab Hukuman )
Bulughul Marom ( 11. Kitab Jihad )
Bulughul Marom ( 12. Kitab Makanan )
Bulughul Marom ( 13. Kitab Sumpah dan Nadzar )
Bulughul Marom ( 14. Kitab Putus Perkara )
Bulughul Marom ( 15. Kitab Budak )
Bulughul Marom ( 16. Kitab Adab dan Kesopanan )
Terimakasih Telah Berkunjung Di Blog Kami, Semoga Bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar